Kompas.com - Sulit rasanya menolak permen, selain warna dan bentuknya yang menarik, aneka rasa dalam permen juga sangat digemari anak-anak sampai orang dewasa. Tetapi apakah kandungan gula dalam permen bisa merusak diet?
Permen memang mengandung gula, tetapi untunglah kebiasaan makan permen tak membuat kita beresiko gemuk atau pun sakit jantung.
Para peneliti menulis dalam Nutrition Journal bahwa orang dewasa yang makan permen setiap hari tidak lebih beresiko kegemukan dibanding dengan orang yang jarang makan permen.
"Kami tidak menemukan kaitan antara frekuensi asupan permen dengan indeks massa tubuh dan faktor risiko penyakit jantung pada orang dewasa," kata ketua peneliti Mary M.Murphy, dari Center for Chemical Regulation & Food Safety.
Sebuah survei konsumen menyebutkan 96 persen orang dewasa suka permen, tetapi frekuensi dan jumlah yang dimakan berbeda-beda.
Dalam penelitian Murphy, frekuensi konsumsi permen para responden dibuat berdasarkan analisa kuesioner dan data dari National Health and Nutrition Examination Survey tahun 2003-2006.
Menurut National Cancer Institute, permen menyumbang 44 kalori perhari atau 2 persen dari total kalori harian. Permen dihitung setara dengan tambahan satu sendok teh gula pada pola makan orang dewasa. Sementara itu minuman manis diperhitungkan sebagai tambahan gula sampai 60 persen.
Selain itu, permen dihitung hanya sekitar 3,1 persen dari total asupan lemak jenuh yang boleh dikonsumsi setiap harinya.
"Makan permen dalam jumlah sedikit justru berdampak positif pada mood dan kepuasan. Dalam studi terbaru ini juga disebutkan efek permen pada diet ternyata sangat kecil," kata Laura Shumow, dari National Confectioners Association.
Dalam jurnal Food & Nutrition Research tahun 2011 disebutkan bahwa anak-anak yang sering makan permen cenderung lebih kurus dibanding anak-anak yang dilarang makan permen. Hal itu karena anak-anak penggemar permen tersebut lebih seimbang antara asupan kalori yang masuk dan energi keluar.