Perempuan Kurang Percaya Diri Menjadi Politisi

Beranda - Kompas Female
http://4skripsi.blogspot.com/
Perempuan Kurang Percaya Diri Menjadi Politisi
May 24th 2013, 16:51

KOMPAS.com - Meski dunia politik selalu dikaitkan sebagai dunia pria, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan hal yang berbeda. Katanya, perempuan juga punya potensi dan kesempatan menjadi politisi, bahkan mungkin lebih baik.

Hanya saja, persoalan utama perempuan ternyata justru kerap datang dari dalam diri sendiri. Mereka kurang percaya diri dan ragu akan kemampuan yang dimiliki. Padahal potensi mereka bisa dimanfaatkan, bahkan lebih besar daripada peran pria.

Ditemui dalam diskusi bertajuk "Indonesia's Most Inspiring Women, Accelerating Success" yang digelar majalah Forbes Indonesia di Ballroom JS Luwansa Hotel, Kuningan, Jakarta, Kamis (23/5/2013) lalu, Mari yang sudah menjabat sebagai menteri sejak tahun 2004 ini mengungkapkan bahwa saat ini peluang bagi perempuan untuk menjadi politisi sangatlah terbuka. Buktinya, ada aturan agar kuota 30 persen anggota dari partai politik yang berasal dari kaum perempuan terpenuhi.

Perempuan berusia 56 tahun ini mengaku dirinya selalu percaya ada hasil yang bagus dari turut sertanya perempuan dalam kancah politik. Misalkan dalam menentukan kebijakan, tentunya lebih baik karena bagaimanapun cara pikir perempuan jelas berbeda dengan pria.

"Oleh karenanya saya selalu support atau mendorong kalau ada perempuan yang berminat terjun ke politik, dari bidang mana pun," ungkapnya.

Bagi Mari sendiri, menjadi menteri dianggapnya sebagai sebuah tantangan. Kuncinya adalah pintar beradaptasi dalam situasi dan kondisi apapun.

"Saat beralih dari Menteri Perdagangan ke Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, lagi-lagi saya mesti bisa beradaptasi, bidangnya jelas berbeda," ujarnya.

Pengalaman menyesuaikan diri dan soal adaptasi ini sudah dialami Mari sejak kecil. Sejak dulu, ia kerap ikut orangtua berpindah-pindah dari satu kota, atau negara ke negara lain. Lalu, dirinya mendapat tempaan jiwa kepemimpinan dengan banyak terlibat dalam berbagai aksi sosial dan organisasi. Seperti menggelar bazaar untuk pengumpulan dana ataupun organisasi siswa.

"Dari ikut banyak kegiatan itu, lambat-laun membangun visi, dan menyadari arti pentingnya sebuah aksi, mengatur proses, dan orang-orang yang terlibat di dalamnya," jelas Mari.

Kriteria lain yang harus dimiliki untuk menjadi lebih baik, adalah tidak mudah menyerah dan berani mengambil resiko. Ibu dua anak ini percaya kalau karakter perempuan  berbeda dengan pria. Perempuan lebih perhatian ke detail dan multitask sehingga saat mengambil kebijakan didahului dengan banyak pertimbangan.

"Bagian paling sulit adalah ketika dianggap masih muda dan tidak tahu apa-apa. Untuk hal ini mesti lagi-lagi pintar menyesuaikan diri dengan kondisi," ujarnya.

Sebagai contoh, ada seorang mentor yang disegani Mari, yang waktu itu memberi saran padanya agar tidak terlalu kritis dan bertanya secara frontal agar kelihatan pintar.

"Bagian sukses adalah adaptasi, menyesuaikan dengan apa yang ada," tuturnya.

Hal yang sama sebenarnya berlaku tidak hanya untuk yang ingin menjadi politisi saja. Dalam berbisnis juga demikian. Perempuan yang ingin berwirausaha mestilah juga percaya diri dan punya banyak informasi. Karier perempuan seringkali tidak berkembang karena rasa kurang percaya diri dan kemampuannya beradaptasi.

Editor :

Dini

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post