KOMPAS.com - Pria yang terlalu mengagumi dirinya sendiri atau dikenal dengan istilah narsis, cenderung lebih menarik di mata wanita. Sebuah penelitian baru dari Jerman mengatakan, inilah yang menyebabkan pria narsis cenderung mudah mendapatkan pasangan.
"Narsisme berhubungan dengan daya tarik di kehidupan nyata," ujar Ketua studi Michael Dufner, peneliti di Humboldt University of Berlin.
Studi yang dipublikasi dalam jurnal Personality and Social Psychology Bulletin ini mengukur kadar narsisme 61 pria yang berusia rata-rata 25 tahun. Para peserta diminta untuk mengikuti uji coba daya tarik.
Dufner mengatakan, penelitian ini mengartikan narsisme sebagai sifat pribadi, bukan gangguan kepribadian. Hal ini berarti setiap orang sebenernya memiliki kadar narsisme masing-masing, ada yang tinggi, ada pula yang rendah.
Setelah diukur kadar narsismenya, para peserta diminta untuk mendekati wanita yang mereka belum kenal sebelumnya di jalan. Mereka diharuskan mendapatkan kontak dari wanita, baik nomor telepon, email, atau akun Facebook.
Rata-rata para pria berhasil mendekati 23 orang wanita. Namun orang dengan kadar narsisme yang lebih tinggi berhasil mendekati wanita lebih banyak. Semakin tinggi kadar narsisme-nya, semakin mungkin mereka untuk mendapatkan kontak dari wanita.
Menurut Dufner, efek ini bukan didasari oleh percaya diri dari pria, melainkan narsisme. "Penampilan fisik dan narsisme merupakan dua alasan yang dapat menarik lawan jenis," ungkapnya.
Namun Dufner mengakui bahwa penelitian ini belum dapat membuktikan secara langsung hubungan antara narsisme dengan penampilan fisik. Selain itu, imbuhnya, pria narsis memang menarik, namun biasanya mereka bukan pasangan yang ideal untuk hubungan jangka panjang.
Profesor psikologi di San Diego State University Jean Twenge yang tidak terlibat penelitian mengatakan, pria narsis mungkin mudah mendapatkan pasangan. Namun masalah akan datang setelahnya saat pasangannya sadar bahwa pria lebih mementingkan dirinya sendiri.
"Biasanya orang narsis memiliki empati yang rendah dan sulit melihat dari perspektif orang lain," ungkapnya.