MEKKAH, KOMPAS.com - Melakukan sesi pemotretan busana muslim di Madinah, Arab Saudi, bukanlah perkara mudah. Apalagi jika pemotretan yang dilakukan menampilkan para muslimah. Pasalnya, para perempuan Arab lebih banyak berada di rumah untuk melakukan pekerjaan rumah tangga.
Sulitnya melakukan pemotretan ini pun dirasakan para pemenang kompetisi World Muslimah Beauty 2012 (WMB) pada Jumat (24/5/2013). Mereka berada di Arab Saudi untuk menjalani ibadah umroh, sebagai hadiah kemenangan mereka. Perjalanan tersebut sekaligus dimanfaatkan untuk melakukan pemotretan busana muslim.
Untuk melakukan pemotretan, para pemenang sempat kucing-kucingan dengan aparat kepolisian setempat. Awalnya, pemotretan busana muslim koleksi Mumtaaz ini dilakukan dengan latar belakang Masjid Nabawi. Setelah 15 menit, aparat kepolisian mulai mengamati aksi para pemenang WMB yang tengah berpose dengan baju-baju muslim yang penuh warna.
Pemotretan ini juga banyak mengundang perhatian pria-pria Arab yang tak pernah melihat kaum perempuan melakukan pemotretan di kotanya. Untuk mengantisipasi peristiwa yang tidak diinginkan, dari awal rombongan WMB memang sudah membawa muthawif (pemandu perjalanan selama di Arab Saudi) bernama Zainuddin. Zainuddin merupakan warga negara Indonesia yang sudah menetap di Mekkah.
Rombongan jama'ah Indonesia memanggilnya "ustaz". Sang ustaz inilah yang kemudian bertugas menjaga para pemenang WMB selama pemotretan berlangsung. Sempat ada seorang pria yang berusaha mendekati pemenang WMB, namun langsung dicegat ustaz.
Pria Arab itu pun mengungkapkan bahayanya bila perempuan melakukan pemotretan di Madinah yang merupakan kota suci umat Islam. Sang ustaz pun menjelaskan panjang lebar dan akhirnya pria Arab itu pergi.
"Di sini, perempuan memang tidak boleh bepergian sendirian. Kalau sendiri, biasanya akan didekati pria-pria Arab. Makanya, kalau ada mahramnya (pria pendamping), mereka (pria Arab) tidak akan berani macam-macam," tutur Zainuddin.
Pemotretan saat itu sebenarnya dilakukan dengan sesederhana mungkin agar tidak terlalu mencolok perhatian. Peralatan pemotretan fashion yang biasanya cukup banyak pun hanya digantikan dengan sebuah kamera DSLR. Meski demikian, padu padan busana muslim syar'i (menutupi aurat dan tak membentuk lekuk tubuh) karya para desainer Mumtaaz dengan latar kota Madinah cukup menampilkan eksotisme para muslimah.
Adapun World Muslimah Beauty merupakan ajang unjuk talenta para muslimah sedunia yang diselenggarakan oleh World Muslimah Beauty Foundation. WMB merupakan acara tahunan yang dilakukan sejak tahun 2011. Pada tahun 2013, WMB berubah namanya menjadi Annual Award of World Muslimah.
Kompetisi ini terbuka bagi para muslimah di seluruh dunia. Pada tahun 2012, terpilih 20 grand finalist dan salah seorangnya berasal dari Lagos, Nigeria. Para kontestan tidak hanya mengandalkan kecantikan, tetapi juga menonjolkan sisi edukasi, empowerment, dan apresiasi.
Editor :
Dini