Kompas.com - Kesadaran konsumen akan kesehatan dan mencegah kegemukan membuat produsen makanan cepat saji menyiapkan menu-menu yang diklaim rendah kalori. Tetapi, adakah makanan cepat saji yang benar-benar sehat?
Sekelompok peneliti berusaha membuktikan hal tersebut dengan membandingkan kandungan kalori dari dua restoran cepat saji yang memiliki jaringan luas di seluruh dunia, yakni McDonald dan Subway.
Penelitian ini melibatkan 97 orang dewasa berusia 12 sampai 21 tahun. Semua responden diwawancara usai membeli dan makan makanan cepat saji. Para responden adalah konsumen yang sering membeli makanan di restoran itu dan membeli dengan uang mereka sendiri tanpa perintah dari para peneliti.
Penelitian menggunakan bukti pembelian untuk mencatat menu yang mereka pesan dan menghitung jumlah kalori yang terkandung pada makanan dengan mencocokkannya pada informasi di situs resmi restoran.
Dari penelitian diketahui kandungan kalori pada hidangan mencapai 955 di Subway dan 1.038 di McDonald.
"Ternyata kandungan kalori yang ada tidak jauh berbeda dan para responden rata-rata mengonsumsi terlalu banyak kalori di kedua restoran itu," kata pemimpin riset Dr. Lenard Lesser, dari UCLA Fielding School of Public Health.
Orang dewasa rata-rata direkomendasikan mengonsumsi sekitar 2000 kalori perhari yang dibagi dalam tiga kali waktu makan dan dua kali selingan makanan kecil atau buah. Jika untuk makan siang idealnya adalah 662 kalori, maka membeli satu menu di restoran cepat saji tentu sudah sangat berlebihan.
Lebih detailnya para peneliti menjelaskan, roti isi (sandwich) yang dibeli di gerai fast food mengandung 500-700 kalori. Minuman manis sekitar 60-150 kalir. Makanan pendamping seperti keripik kentang sekitar 35-201 kalori.
Secara keseluruhan makanan yang dibeli di kedua gerai fast food mengandung karbohidrat cukup tinggi. Asupan garamnya saja mencapai 1800 mg.
"Memang kita tidak melacak apa saja yang dimakan setelah fast food termasuk olahraganya. Namun akan lebih baik jika sekali makan tidak sampai 900 kalori," kata Lesser.
Asupan kalori terbesar di restoran cepat saji adalah daging yang digoreng atau dibakar. Faktor kedua adalah minuman bersoda yang mengandung gula tinggi.
Para peneliti menyarankan agar para konsumen menyadari asupan kalori mereka. Jika ingin ke restoran cepat saji, lebih baik pilih menu dengan porsi kecil dan daging lebih tipis dan lebih banyak sayuran.
Asupan kalori berlebih ditambah pola hidup serba modern yang membuat seseorang kurang bergerak bisa menyebabkan ketidakseimbangan energi yang masuk dan keluar. Energi yang tersimpan itu akan disimpan sebagai lemak tubuh sehingga terjadilah kegemukan. Kegemukan sendiri merupakan biang segala penyakit, seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan masih banyak lagi.