Kompas.com - Seiring meningkatnya usia, kemungkinan mengalami penurunan fungsi kognitif otak pun meningkat. Penurunan tersebut bisa mengakibatkan gangguan atau hilangnya daya mengingat. Biasanya orang menyebut demensia sebagai pikun, padahal keduanya adalah kondisi yang berbeda.
Demensia adalah gangguan yang menimbulkan kerusakan progresif pada sistem saraf yang akan menghasilkan kumpulan gejala. Beberapa ciri demensia yang paling umum adalah penurunan daya ingat, penalaran, menilai, serta berbahasa.
"Pikun adalah terminologi awam yang berkonotasi lupa. Tetapi pikun atau lupa pada usia lanjut bukanlah gejala demensia atau Alzheimer stadium awal," kata dr.Arya Govinda Roosheroe, Sp.PD-KGer dari Persatuan Gerontologi Medik Indonesia di Jakarta (31/5/13).
Ia menambahkan, orang yang pikun biasanya hanya lupa pada detil, sedangkan penderita demensia bisa mengalami lupa sama sekali pada apa yang terjadi dengan dirinya. Mereka bahkan kehilangan kemampuan melaksanakan tugas yang paling mendasar seperti makan, berbicara, atau buang air.
Tanda dan gejala yang dialami orang yang menderita demensia juga dapat menunjukkan adanya penyakit Alzheimer atau gangguan otak lain.
Arya menambahkan, demensia bukanlah bagian dari proses penuaan, melainkan suatu kondisi yang memengaruhi otak. "Demensia melibatkan kematian sel-sel otak secara abnormal, penyakit ini bisa dialami siapa saja, bahkan pada orang berusia muda," katanya.
Pada orang muda, demensia bisa timbul karena cedera berat, misalnya pada petinju atau korban kecelakaan. "Pada orang yang punya kebiasaan minum alkohol juga bisa kena," imbuhnya.
Perjalanan penyakit demensia berjalan perlahan. Karena itu penting dilakukan diagnosis dini karena penanangan yang tepat akan memengaruhi perkembangan penyakit tersebut. "Yang terpenting lansia harus dirawat sebaik-baiknya, terutama bila mudah lupa," kata Arya.