KOMPAS.com - Nama Ida Royani dan Itang Yunasz sudah sangat identik dengan desain busana muslim. Keduanya termasuk desainer senior yang dalam pagelaran Indonesia Islamic Fashion Fair (IIFF) 2013, memberi suguhan mengesankan dalam peragaan busana bertajuk "The Legend".
Itang Yunasz mengawali pagelaran dengan koleksi terbarunya yang ia beri judul "Tabrish". Koleksinya didominasi kaftan yang elegan, cerah, dan berkesan mewah. Tabrish, seperti disampaikan Itang, adalah nama sebuah desa di Iran yang terkenal dengan karpet-karpet yang indah. Motif dari permadani inilah yang menjadi inspirasi utama desainer berusia 54 tahun itu dalam koleksinya.
Motif-motif permadani itu lalu dicetak di bahan sutra dengan bermacam bentuk. Dari sajadah hingga karpet lebar. Motif-motifnya memenuhi bagian depan kaftan atau secara penuh dalam satu busana. Ragam motif itu kemudian dimodifikasi lagi oleh Itang dengan menggunakan bentuk lain, seperti kupu-kupu atau sayapnya saja dengan warna magenta.
Selain kaftan, koleksi Tabrish juga menyodorkan berbagai bentuk celana dengan ornamen-ornamen yang khas busana muslim. Total ada 20 outfit yang ditampilkan Itang pada peragaan di Assembly Hall, Jakarta Convention Center, Kamis (30/5/2013) lalu. Menurutnya, koleksi ini merupakan karya terbaru yang ia siapkan khusus kurang lebih selama tiga bulan.
Saat pembaca acara menyebutnya sebagai "legenda", dengan sedikit merendah Itang mengatakan dirinya masih belum pantas disebut demikian. "Mungkin Ida Royani lebih tepat," ujarnya.
Ida Royani sendiri mencuri perhatian lewat peragaan yang ia beri judul "West to East". Sosok khas Ida muncul dalam koleksinya yang didominasi warna-warna gelap dan penggunaan tenun dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang selalu dia usung.
Sama dengan Itang, desainer yang sudah berkiprah lebih dari tiga dekade ini menampilkan 20 outfit yang terdiri atas busana muslim seperti kaftan, blus, dan rok dengan jubah penutup kepala yang berukuran besar.
Di sesi awal, hadir enam busana yang didominasi warna hitam dan keemasan. Ada beberapa aksen warna merah untuk blus atau penutup kepala. Koleksi berikutnya beranjak ke warna-warna merah dan warna tanah, dengan motif cetak yang khas.
"Kali ini saya bikin motif dari daerah Batak, sesuai permintaan suami saya," ujar Ida beralasan.
Maka jadilah kombinasi tenun NTT miliknya berpadu dengan motif batak dalam siluet busana muslim yang mengesankan, modis, serta elegan. Di beberapa busana terselip potongan asimetris atau kombinasi yang pas antara blus dengan rok atau celana panjang.
"Koleksi kali ini menunjukkan karakter saya yang sebenarnya," tutur Ida lugas.
Itang Yunasz dan Ida Royani menjadi dua dari sejumlah desainer busana muslim yang turut memperagakan koleksi busananya dalam pergelaran IIFF. Pekan fashion ini berlangsung dari 30 Mei sampai 2 Juni 2013 di Assembly Hall JCC Jakarta.
Editor :
Dini