KOMPAS.com - Di antara jenis batik yang ada di Indonesia, batik prada adalah salah satu yang sangat menonjol. Batik jenis ini biasa digunakan untuk acara-acara khusus, berkat dekorasinya yang mengandung unsur utama warna keemasan. Prada sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti emas, atau kilau. Inilah yang kemudian menjadi tema besar Adjie Notonegoro dalam koleksinya yang ia sebut "Pendar Kemilau Indonesia".
Meskipun hadir dan diperagakan dalam pameran pernikahan, koleksi kebaya dan batik ini tidak lantas harus dikenakan sebagai busana pengantin. Walau ada satu dan dua gaun yang memang dibuat khusus untuk koleksi bridal, selebihnya Adjie menampilkan kebaya-kebaya transparan nan sensual (seperti ciri khas rancangannya), serta rok dengan batik prada yang berkilauan.
Kebaya itu memiliki potongan yang melekat pada tubuh sehingga kentara betul lekuknya. Bagian lengan serta dadanya tampak menerawang atau transparan dengan bordiran bunga-bungaan yang meliuk-liuk. Adjie menggunakan warna yang bervariasi dari hitam, merah, pink, beige, hingga putih.
Kebaya itu lalu dipadukan dengan kain batik prada sebagai bawahan. Motif bunga keemasan di atas bahan dasar gelap atau hitam membuatnya menjadi lebih berkesan mewah dan megah, meriah. Kesan antik diperkuat lagi dengan sanggul di rambut yang cukup besar serta bawaan kipas di tangan.
Total ada 14 set yang dirilis Adjie dalam penutupan Grand Wedding Expo yang berlangsung di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (9/6/2013) lalu. Ada delapan busana atau kebaya untuk wanita, dan enam jas untuk pria. Koleksi batik prada yang khas Indonesia kentara melekat pada koleksi wanita, sementara untuk busana pria, justru nuansa modernnya lebih kental.
Jas-jas itu merentang dengan sentuhan kekinian dan pengaruh budaya Eropa di dalamnya, dengan penggunaan dasi kupu-kupu atau pita yang melilit di leher. Jas-jas itu juga didesain sedemikian rupa sehingga tampak lebih berkesan modern.
Celananya juga demikian. Tidak polos begitu saja, tapi diberi aksen di bagian kiri atau kanannya dengan warna berbeda. Sebagai pelengkap, para model pria memakai sepatu warna hitam bersol merah yang menjadi lini busana pria yang dirilis desainer ini beberapa waktu lalu. Maka kompletlah sudah bagaimana busana-busana pria ini dengan sentuhan modern-nya mendampingi tampilan kebaya yang digunakan para wanita.
Di antara koleksi yang ia luncurkan kali ini, ada sepasang yang menjadi andalan Adjie sekaligus menekankan tema kilau yang ingin ia sampaikan, yakni busana pengantin yang berwarna putih serta bawahan batik prada yang berkilauan. Untuk busana pengantin wanitanya, ada kain penutup yang disibakkan oleh pengantin pria, serta hiasan bunga melati di kepala seperti layaknya seorang pengantin.
Tapi bukan Adjie namanya kalau tidak tampil beda. Pada busana pria ia tambahkan dasi warna hitam yang diikat menyerupai pita di jas yang berwarna putih. Sebagai penutup kepala tidak digunakan kopiah atau blangkon, melainkan sorban gaya Pangeran Diponegoro.
Pendar Kemilau Indonesia yang dimaksud ternyata lebih menguatkan pada batik prada yang digunakan Adjie kali ini. Tidak hanya untuk busana pengantin, tetapi juga untuk kebaya biasa. Meski masih memanfaatkan motif antik-kuno, atau sangat tradisional, Adjie membuatnya sensual yang mungkin akan menarik minat anak-anak muda sekarang.
Ini bukan kali pertama Adjie menampilkan koleksinya dalam sebuah pameran pernikahan. Tahun lalu dia juga turut serta dalam Grand Wedding Expo dan menampilkan koleksi gaun pengantin yang kental tradisi maupun yang modern. Kali ini, Adjie menampilkan koleksi kebaya dan batik, serta busana untuk pria yang sedikit berbeda.
Editor :
Dini