Tantangan Baru Yulia Rachman

Beranda - Kompas Female
http://4skripsi.blogspot.com/
Tantangan Baru Yulia Rachman
Jun 3rd 2013, 07:22

KOMPAS.com - Aktris dan presenter Yulia Rachman tampak beda dengan penampilan barunya saat memandu acara. Rambut indahnya yang membuat dia terkenal sudah tak tampak lagi karena kini tertutup jilbab. Katanya, inilah dunia baru yang dengan yakin dia jalani.

"Saya termasuk perempuan yang cengeng dalam menghadapi masalah, tapi ini dunia baru yang mudah-mudahan membuat saya lebih mantap jalani hari-hari saya," ujarnya, saat ditemui di gelaran Indonesia Islamic Fashion Fair (IIFF), Jumat (31/5/2013) lalu.

Perempuan berusia 35 tahun yang juga single parent untuk dua orang anak itu mengaku baru sebulan mengenakan jilbab. Dalam transformasi ini banyak hal dan rintangan yang dia jalani.

"Tantangan terbesar itu dari diri sendiri, bukan takut kehilangan job atau lainnya," ungkap dia.

Yulia mengatakan kalau niat berjilbab sebenarnya sudah ada sejak ia umroh pertama kali tahun 2006. Namun waktu itu belum terealisasi, karena belum peka, katanya. Seiring perjalanan waktu dan ragam masalah yang menghampirinya, Yulia tersudut dan kerap menangis. Hingga suatu kali ia mendengar talkshow yang seolah memberi tamparan bahwa tak ada gunanya menangis untuk dunia.

"Lalu, ada satu lagi acara talkshow yang mengungkapkan kalau berjilbab itu buat wanita muslim bukan dianjurkan, tapi diwajibkan, dan ini adalah pilihan saya," tuturnya.

Bagi seorang publik figur, memutuskan mengenakan jilbab tidak berarti gampang. Banyak suara sumbang mengiringi keputusannya, dan ia sendiri ternyata belum punya banyak persiapan, termasuk soal busana yang tertutup.

"Saya tetap teguh, yang terlintas di pikiran,  siapa yang jaga diri saya dan anak-anak, selain diri saya sendiri, saya lalu lebih ikhlas dan berserah," ungkapnya.

Karena berjilbab tidak direncanakan, Yulia sempat kebingungan dengan busana yang harus ia kenakan. Ia lalu menghubungi sejumlah kerabat dan teman yang punya busana muslim yang mungkin sudah tak dipakai lagi. Kata dia, kenapa harus malu kalau tak punya uang untuk membeli busana yang baru.

"Sebagai single parent saya juga harus cari nafkah untuk anak saya. Kalau beli busana muslim mahal, saya pilih beli pampers (untuk anak)," ujarnya lugas.

Tetapi sebenarnya bukan busana yang menjadi tolok ukur kedewasaannya. Yulia merasa masih banyak yang harus ia pelajari. Katanya ini dunia baru, dan mau tidak mau ia harus siap menjalaninya.

Editor :

Dini

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post