Diabetes dan Hipertensi Bisa Sebabkan Cuci Darah

New Feature - Kompas
http://4skripsi.blogspot.com/
Diabetes dan Hipertensi Bisa Sebabkan Cuci Darah
Jun 8th 2013, 10:05

Kompas.com - Tekanan darah tinggi kronik serta kadar gula darah yang tidak terkontrol pada pengidap diabetes dapat menyebabkan komplikasi. Salah satunya adalah penyakit gagal ginjal stadium akhir yang berujung pada cangkok ginjal atau pun cuci darah.

Hipertensi dan diabetes menurut dr.Tunggul Situmorang, Sp.PD, memang menjadi penyebab terbanyak gagal ginjal stadium akhir, terutama di daerah perkotaan. "Tetapi kalau untuk di daerah penyebabnya adalah infeksi pada ginjal," katanya ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (8/6/13).

Gagal ginjal stadium akhir berlangsung perlahan. Pada penderita diabetes atau hipertensi, untuk mencapai tahap gagal ginjal stadium akhir bisa terjadi selama belasan sampai puluhan tahun. Sehingga sulit mengetahui secara pasti kapan kerusakan ginjal terjadi.

Bahkan menurut dr.Tunggul, seringkali penyakit gagal ginjal tidak memberikan tanda atau gejala. Pada pasien diabetes tipe dua, perubahan struktural dari ginjal terjadi belakangan dibanding fungsinya.

"Tidak jarang fungsi ginjalnya sudah terganggu, tetapi secara anatomis ginjalnya masih baik sehingga saat di USG ginjalnya terlihat bagus," kata ahli ginjal dan hipertensi dari RS.Cikini Jakarta ini.

Ia menjelaskan, baik penyakit hipertensi atau diabetes, akan menyebabkan komplikasi berupa rusaknya pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di bagian ginjal.

Beban berlebihan pada pembuluh darah kecil (glomeruli) dalam unit penyaring ginjal dapat menimbulkan kerusakan dan parut. Jika ini terjadi, unit penyaring dalam ginjal akan kehilangan kemampuannya menyaring produk sisa dari darah.

"Karena kadar gula darah terus tinggi, beban ginjal jadi bertambah. Pembuluh darah lama kelamaan melar sehingga ginjal harus bekerja lebih keras," papar dr.Tunggul.

Karena itulah, penderita diabetes atau hipertensi diarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin setiap tahun untuk mengukur jumlah protein dalam urin (mirkoalbumin). Ini untuk memantau secara dini adanya kerusakan ginjal.

Analasia darah dan urin merupakan tes paling umum untuk mengukur fungsi ginjal. Jika pemeriksaan tersebut menunjukkan adanya penurunan pada fungsi ginjal, dokter akan meminta dilakukannya pemeriksaan USG ginjal.

Selain gagal ginjal, penyakit diabetes atau pun hipertensi kronik juga bisa memicu penyakit jantung.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post