Gaya dengan Kacamata Bingkai Besar

KOMPASfemale
KOMPASfemale
Gaya dengan Kacamata Bingkai Besar
Sep 14th 2011, 03:19

KOMPAS.com - Apa pun yang berhubungan dengan dunia mode tak lepas dari perubahan tren, termasuk kacamata. Selain membantu penglihatan, kacamata juga menjadi aksesori yang modis.

Tahun ini, misalnya, model kacamata berbingkai besar dan tebal tengah menjadi favorit, baik kacamata yang membantu memperjelas penglihatan maupun sunglasses yang berfungsi untuk pelindung dari sinar matahari. Tren tersebut muncul bersamaan dengan berlangsungnya acara pekan mode di New York, London, Paris, dan Milan.

"Tren kacamata juga dibagi berdasarkan musim, spring/summer dan autumn/winter. Hanya saja, perubahan trennya mungkin tidak terlalu terlihat, seperti tas atau sepatu," kata Endro Setiawan dari bagian event and promotion Optik Melawai.

Bingkai-bingkai besar yang populer pada tahun 1950-1970-an ini menjadi tren, terutama pada merek-merek yang lekat dengan industri mode, seperti Prada, Bottega Veneta, Marc Jacobs, Alexander McQueen, serta dua merek yang menjadi favorit konsumen di Jakarta, yaitu Gucci dan Dior. Tentu saja dengan detail yang menjadi ciri khas masing-masing.

Bottega Veneta, misalnya. Meski tak mencantumkan nama merek atau logo, Bottega Veneta memiliki ciri khas, yaitu motif anyaman pada batang dan bingkai yang berbentuk kupu-kupu. Motif anyaman menjadi ciri khas produk-produk Bottega Veneta.

Kacamata Marc Jacobs juga tampil dengan bingkai besar, dengan lekukan menyerupai sayap kupu-kupu. Selain itu, ada Balenciaga yang bingkainya berbentuk segi delapan. Sementara desain McQueen memiliki hiasan berupa tengkorak di antara sambungan bingkai dan tangkai kacamata.

Dior, bahkan memiliki kacamata dengan kategori setara haute couture untuk busana, yaitu dengan hiasan berupa kristal di bagian tangkai yang berwarna ungu.

Untuk merek khusus kacamata, seperti Alain Mikli, Coppe & Sid, Oliver People, dan Silhoutte, beberapa di antaranya memilih mengikuti tren yang sedang berlaku. Namun, ada pula yang bertahan dengan ciri khasnya, seperti Silhoutte. Merek ini bertahan dengan model kacamata tanpa bingkai serta lensa yang kecil dan ringan karena batangnya dibuat dari titanium. Kalaupun ada variasi, hanya di bagian batang yang diwarnai.

Seperti busana, bingkai kacamata warna ungu, merah, biru, dan warna lain yang berkesan cerah selalu menjadi tren untuk musim semi/panas. Sementara untuk musim dingin, warna yang dipilih cenderung gelap meski tidak selalu berwarna hitam.

Sejarah Munculnya kacamata dengan fungsi dan desain seperti yang ada sekarang ternyata punya perjalanan yang cukup panjang. Buku Spectacles & Sunglasses terbitan The Pepin Press mengulas bahwa ilmu tentang optik sudah dikenal orang Mesir, Yunani, dan Roma sejak pertengahan abad pertama.

Filosof Roma yang bernama Seneca menemukan bahwa sebuah obyek terlihat bertambah besar dan jelas ketika dilihat melalui sebuah mangkuk berisi air. Astronom dan ahli fisika Yunani, Ptolemy, serta Abu Ali al-Hasan ibnu al-Haitham—yang dikenal dengan nama Alhazen—dari Irak membuat buku tentang optik.

Teori dari Alhazen, tentang benda yang terlihat lebih besar melalui bola kaca ini, menginspirasi para ilmuwan dari Inggris dan Jerman sehingga muncullah batu pipih untuk membaca yang terbuat dari kristal. Cara menggunakannya, batu ini diletakkan di atas teks untuk mendapatkan huruf yang lebih besar.

Setelah itu, manusia mencari bentuk agar batu kristal sebagai alat baca bisa lebih praktis digunakan. Perkembangan teknologi dari dekade ke dekade akhirnya memunculkan bentuk kacamata, mulai dari lensa yang diberi bingkai, tetapi tanpa tangkai, hingga kacamata bertangkai.

Industri kacamata berkembang pesat tahun 1930-an di Amerika, Italia, Perancis, Jerman, dan Austria. Tahun 1932, Carl Zeiss Company membuat kacamata yang nyaman dipakai dan estetis.

Pada era 1930-an pula, tepatnya tahun 1937, lahir merek yang populer hingga saat ini, yaitu Ray-Ban, di bawah perusahaan Bausch & Lomb. Ray-Ban meluncurkan model 3025 Aviator—model yang sering dipakai Michael Jackson—dan hingga saat ini menjadi model klasik merek tersebut.

Makin banyak produsen, bentuk bingkai pun kian beragam. Pada era 1950-an, muncul bentuk kupu-kupu dan mata kucing, dengan bentuk bingkai lurus di bagian atas dan melengkung di bawah, untuk perempuan.

Untuk laki-laki, model bernama Nylor adalah yang paling populer. Model yang dibuat perusahaan Perancis bernama Nylor ini hanya berbingkai di bagian atas sehingga lensanya terlihat seperti menggantung. Memasuki tahun 1970-an, barulah bingkai besar dan tebal menjadi tren, seperti yang tengah populer lagi saat ini.

(Yulia Sapthiani)

Sent from Indosat BlackBerry powered by

Sumber: Kompas Cetak

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post