Alanda Kariza: Eliminating The Limits

KapanLagi.com: Woman
KapanLagi.com: Woman
Alanda Kariza: Eliminating The Limits
Oct 24th 2011, 07:05

Di saat pelajar SMP, SMA, bahkan mahasiswa sibuk tawuran dan tak peduli masa depan, anak muda ini sudah mengukir prestasi. Dia adalah salah satu harapan bangsa..

KapanLagi.com - Chatty Chant: Alanda Kariza

Chantal (Ch): Sementara anak muda lain masih mencari jati diri, Alanda sepertinya sudah tau ke mana akan melangkah. apa tebakan saya benar? :)

Alanda (Ak): "Sebenarnya masih mencari jati diri juga kok, dan kadang-kadang memiliki berbagai macam dilema, sama seperti anak muda lainnya. Tapi, boleh dibilang, saya sudah punya beberapa mimpi (atau lebih tepatnya 'goal'), untuk beberapa tahun ke depan. Sebab, saya percaya bahwa mimpi harus diubah menjadi 'goal', dan bahwa 'a goal is a dream with a deadline and a feasible plan'."

Ch: So can you tell me, siapakah Alanda Kariza dan ke mana dia akan melangkah?

Ak: "Alanda Kariza adalah mahasiswa jurusan International Business di sebuah universitas swasta di Jakarta. That's my first and foremost duty at the moment to study. Saya punya banyak mimpi dan kadang masih bimbang, mimpi mana yang ingin saya 'raih' terlebih dahulu. Saya ingin punya toko es krim dan mendirikan sekolah, suatu hari nanti. Namun, yang tidak pernah berubah, adalah saya ingin membahagiakan orang-orang yang saya sayangi, cintai, dan kagumi, terutama kedua orang tua saya."

Ch: Hukum Indonesia buta dan hanya mengenal kekuasaan dan uang. Apa yang terjadi pada ibu Alanda menjadi perhatian media tapi apakah menurut Alanda peristiwa itu mengubah rasa keadilan?

Ak: "Sejujurnya saya tidak tahu bagaimana 'rasa' keadilan itu. Namun, sepertinya belum banyak yang berubah. Saat ini Ibu saya masih rutin menjalani sidang untuk kasus kedua setiap minggunya, sementara proses banding kasus pertama sepertinya belum berjalan. Saya rasa berita yang muncul di media akan dengan mudahnya berganti setiap hari, sesuai dengan isu yang sedang hangat, sehingga kami pun tidak bergantung kepada hal itu. Tapi, tentunya saat ini saya, keluarga, dan sahabat-sahabat Ibu masih mengusahakan yang terbaik supaya Ibu bisa memperoleh hasil terbaik (dan adil) dalam proses penyelesaian kasus ini. Mohon doanya, ya."

Ch: Apa yang terjadi pada ibu Alanda tentu mengubah cara pandang Alanda terhadap sang bunda. Bolehkah diceritakan pada kami?

Ak: "Cara pandang saya sejak dulu tetap sama. I think she is the strongest woman I have ever met and I am grateful to be born as her daughter."

Ch: Apakah menjadi penulis membuat Alanda lebih bisa ekspresif mengungkapkan pikiran, dan pendapat yang mungkin berbeda dengan teman-teman seumur Alanda?

Ak: "Menurut saya, setiap orang memiliki cara mengekspresikan diri yang berbeda-beda. Menulis adalah cara yang saya temukan paling efektif untuk mengungkapkan apa yang ada di pikiran saya. Saya rasa teman-teman seusia saya pun memiliki hal tersebut, walau mungkin bukan menulis. Ada yang melalui musik, fotografi, verbal, dan lain-lain."

Ch: Tema apa yang biasanya menarik untuk dijadikan bahan tulisan oleh Alanda? Mengapa?

Ak: "Sangat bermacam-macam. Mungkin tidak bisa dijabarkan satu persatu. Kalau boleh jujur, waktu untuk menulis bagi saya belakangan ini sudah sangat berkurang, karena agak 'sibuk' mengurus aktivitas seperti acara tahunan Indonesian Youth Conference (www.indonesianyouthconference.org) yang teman-teman saya prakarsai dan berusaha semaksimal mungkin untuk mewakili suara anak muda di sejumlah acara, baik tingkat nasional maupun internasional. Namun, buku yang terakhir saya tulis adalah mengenai mimpi dan cerita tentang anak-anak muda inspiratif yang saya temui selama lima tahun belakangan.

They remind me that dreams do come true, if we have the courage to pursue them. Hopefully it's going to be released in bookstores on early 2012."

Ch: Di multiply, ada kalimat yang menarik perhatian saya "eliminating the limits". Apa yang Alanda pikir menjadi keterbatasanmu, dan berhasil kamu singkirkan/hilangkan?

Ak: "Menurut saya, ada banyak keterbatasan dalam hidup ini, namun keterbatasan itulah yang bisa membuat kita bangkit. Saya percaya bahwa pada setiap keterbatasan yang kita hadapi, seharusnya kita bisa membuat minimal satu mimpi menjadi kenyataan. Pada 'kasus' saya, keterbatasan saya yang pertama adalah usia, karena ketika di usia 15 tahun saya tidak diperbolehkan untuk bergabung sebagai relawan di LSM internasional hanya karena masih terlalu muda. Akhirnya, saya mendirikan komunitas sosial untuk anak muda bernama The Cure For Tomorrow bersama teman-teman saya.

I think the only thing that limits ourselves from reaching our dreams is ourselves.

Kalau kita bisa mengubah mindset/pemikiran, pasti kita bisa melewati tantangan itu. Manusia kan memiliki the power to be resilient, jadi kalau ada yang 'menekan' kita, sudah seharusnya kita bangkit lebih tinggi hal ini juga berlaku ketika kita menghadapi suatu keterbatasan/rintangan."

Ch: If you have the power to change anything in this world. What would you do?

Ak: "I want everyone in the world to become friends."

Ch: Perempuan. Apa yang Alanda pikirkan ketika kata itu muncul?

Ak: "Semua perempuan di dunia yang menginspirasi saya dan membuat saya senang menjadi perempuan."

Ch: Haruskah perempuan mandiri? Kenapa?

Ak: "Ya. Menurut saya semua orang, baik perempuan maupun laki-laki, harus bisa mandiri apalagi kalau sudah dewasa. Namun, saya juga percaya bahwa laki-laki dan perempuan, masing-masing sudah ada kodratnya; dan bahwa 'setara' tidak berarti 'sama'. Tetap ada porsi masing-masing dalam kehidupan ini bagi laki-laki dan perempuan." (wo/bee)

Provided by:

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post