Liputan6.com, Jakarta: Sebanyak 328 orang dinyatakan meninggal dunia akibat terserang penyakit difteri. Kondisi ini menimpa di Jawa Timur dalam kurun waktu selama tahun 2011. Penyakit infeksi akut ini biasanya menyerang saluran pernapasan dan kerap menyerang anak-anak di usia 15 tahun.
Sebanyak 10 persen kasus difteri berakibat fatal, yaitu dapat menimbulkan kematian. Untuk itu, ada baiknya Anda waspada agar tidak menjadi korban berikutnya, Senin (10/10).
Sebagai langkah antisipasi, ada beberapa upaya pencegahan dari bahaya penyakit mematikan ini. Yakni memberikan kekebalan pada buah hati dengan cara imunisasi DPT/HB untuk bayi, imunisasi DT untuk usia sekolah, dan imunisasi vaksin Td untuk usia dewasa. Selain itu, bisa hindari kontak langsung dengan penderita difteri.
Selain itu, jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan diri, lingkungan dan jaga stamina tubuh. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur sebagai awal yang baik untuk terhindar dari penyakit ini. Dan bila merasakan keluhan sakit di daerah tenggorokan, di saat menelan, disarankan untuk segera periksakan ke unit layanan terdekat. (berbagai sumber)
Penyakit difteri disebabkan bakteri corynebacterium diphtheria yang menginfeksi saluran pernafasan. Terutama bagian tonsil, nasofaring (bagian antara hidung dan faring atau tenggorokan) dan laring. Proses penularan akibat menghirup cairan dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi, dari jari-jari atau handuk yang terkontaminasi, dan dari susu yang terkontaminasi penderita.
Gejala yang ditimbulkan antara lain demam tinggi lebih dari 38 derajat celcius, nyeri tenggorokan hingga sakit saat menelan makanan atau minuman, pusing, warna selaput mata putih keabu-abuan, dan bengkak pada leher.
Penderita yang selamat dari penyakit ini, akan mengalami kelumpuhan otot-otot tertentu dan kerusakan permanen pada jantung dan ginjal. (berbagai sumber/MEL)