KOMPAS.com - Mengajarkan anak untuk disiplin memang tak mudah. Hal ini semakin diperparah dengan adanya perbedaan pola pendisiplinan anak. Seorang ibu cenderung keras bersikap untuk mendisplinkan anak, sedangkan ayah umumnya lebih lunak pada anak karena berbagai hal. Misalnya, anak sudah lelah, dan ayah tak tahan pada rengekan anak. Ini membuat posisi ayah adalah sebagai pelindung anak, sedangkan Anda menjadi sosok yang "jahat" di mata anak.
Agar anak tidak mengabaikan perintah-perintah Anda dan berbalik meminta perlindungan dari ayahnya, ada baiknya Anda dan pasangan lebih dulu menyamakan persepsi dan saling mendukung satu sama lainnya. Bagaimanapun juga, tujuan akhirnya adalah memiliki anak yang percaya diri dan berperilaku baik.
Konflik yang terjadi antara Anda dan pasangan mengenai perbedaan dalam penerapan displin yang konsisten membuat anak Anda bingung. Akibatnya, anak malah jadi lebih sering bertingkah. Untuk menyamakan persepsi Anda dengan pasangan dalam pola pengasuhan anak, inilah yang bisa Anda lakukan:
Hindari saling menyalahkan. Tetap fokuslah pada apa yang baik untuk anak. Jangan malah sibuk sendiri dengan dialog Anda dan pasangan. Tak perlu saling mengkritik atas sikap yang lunak yang ditunjukkan suami, sehingga membuat Anda menjadi orang "jahat' ketika mendisiplinkan anak.
Nilai kembali gaya pengasuhan Anda. Introspeksi diri Anda, apakah mungkin ketegasan Anda pada anak adalah karena Anda merasa bertanggung jawab sebagai orangtua, atau ada alasan lain seperti karena marah, lelah, atau lainnya. Nilai juga apakah sikap Anda ini di luar kebiasaan Anda dan justru malah mengambil alih tugas suami, meskipun ia berada di dekat Anda. Hal ini justru membuat suami berpikir bahwa Anda sudah mampu mengontrol semuanya, dan dia tak perlu melakukannya lagi.
Berbagi beban. Jangan mencoba untuk menjadi seorang ibu yang tangguh. Hal ini tidak salah, tapi tak ada salahnya untuk berbagi tugas dan beban Anda dengan suami. Tetapkan beberapa aturan tugas tertentu yang harus dilakukan suami Anda saat akhir pekan, seperti menjaga anak. Dengan melakukan tugas ini, ia akan belajar tentang batas-batas aturan lunak yang sering dilakukannya terhadap anak-anak. Selain itu, ia juga akan belajar bahwa bersikap lunak pada anak tak selamanya menguntungkan. Sebagai ekstra bonus, Anda bisa sedikit beristirahat saat suami sedang menjalankan tugasnya.
Sumber: GalTime.com