Pendiri Apple, Steve Jobs (REUTERS/Robert Galbraith/Files)
VIVAnews - Pendiri Apple dan mantan Presiden Direktur Apple, Steve Jobs, meninggal dunia setelah perjuangan panjang selama delapan tahun melawan kanker pankreas. Mendiang wafat pada usia ke-56, 5 Oktober 2011. Sebelumnya, aktor 'Ghost' Patrick Swayze juga didiagnosis kanker pankreas dan meninggal Maret 2008.
Kematian pesohor ini mengundang pertanyaan, apa saja penyebab, gejala hingga pengobatan kanker ini?
Para ahli menyebut, kanker pankreas bukanlah salah satu bentuk umum kanker. Namun kanker ini merupakan salah satu jenis kanker yang paling mematikan. Penyakit ini sangat agresif, menyebar cepat dan sering tak terdiagnosis hingga stadium akhir. Pilihan pengobatan untuk kanker pankreas juga terbilang sedikit.
Dikutip dari eMedicine Health, kanker pankreas merupakan penyebab utama keempat kematian di Amerika Serikat. Dari 38.000 orang AS yang mengidap kanker ini pada 2008, 34.000 diantaranya meninggal dunia.
Pankreas adalah organ di perut bagian atas dekat usus kecil, yang disebut duodenum. Pankreas terdiri dari kelenjar dengan berbagai fungsi antaralain mensekresikan enzim yang membantu pencernaan makanan di usus, mensekresi hormon termasuk insulin ke aliran darah.
Jenis kanker pankreas
Jenis kanker pankreas paling umum terjadi di kelenjar eksokrin yang disebut adenokarsinoma pankreas. Sedangkan kanker pada kelenjar endokrin disebut karsinoma pankreas neuroendokrin atau tumor islet sel masih langka ditemukan.
Adenokarsinoma pankreas sangat agresif dan kerap suda menyebar ke seluruh tubuh saat terdeteksi. Pengobatan yang paling banyak dilakukan bersifat kuratif, yaitu operasi, radiasi, kemoterapi atau gabungan beberapa pengobatan sekaligus.
Penyebab
Menurut ahli, ada beberapa faktor utama penyebab kanker pankreas diantaranya, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, orang lanjut usia dan pria lebih banyak mengidap kanker ini daripada wanita Penyebab lainnya adalah penyakit Diabetes mellitus serta adanya riwayat kanker pankreas dalam keluarga.
Gejala Ada beberapa gejala kanker pankreas, diantaranya nyeri di bagian perut, punggung, atau keduanya. Berat badan berkurang drastis akibat kehilangan nafsu makan, anoreksia dan kembung. Penderita juga sering mengalami diare dengan kandungan lemak dalam feses (steatorrhea).
Pada penderita diabetes mungkin muncul dengan berat badan dan mual serta kulit yang menguning. Semakin banyak gejala spesifik ditemukan dalam pemeriksaan diagnosis, kemungkinan besar kanker pankreas semakin tinggi.
Bila mengalami beberapa gejala, disarankan segera menjalani pemeriksaan. Dengan pindai USG, dokter dapat mengetahui kondisi batu empedu, gejala serupa pankreas atau tumor. Pindai perut Computed Tomography (CT) juga dapat mendiagnosa adanya kanker pankreas.
Pengobatan Pengobatan tergantung tahapan penyakit yang terbagi menjadi tiga, yakni: -Lokal, dimana kanker berada dalam pankreas,
-Stadium lanjut, kanker menyebar dari pankreas ke pembuluh darah sekitarnya atau organ lain,
-Metastatik, dimana kanker telah menyebar di luar pankreas ke bagian lain tubuh.
Pengobatan kanker pankreas berupa pembedahan, kemoterapi dengan atau tanpa terapi radiasi untuk mengurangi kemungkinan kanker akan kembali kambuh (terapi adjuvant).
Pencegahan Para dokter belum menemukan tindakan pencegahan kanker pankreas. Namun ada beberapa faktor risiko yang dapat dikendalikan termasuk merokok serta membatasi asupan alkohol yang berlebihan.
Ada banyak kemajuan terbaru dalam perawatan kanker pankreas, namun prognosis penyakit ini relatif sedikit. Dunia medis mencatat, pasien kanker pankreas yang menjalani operasi, probabilitas hidup dalam 5 tahun adalah 20-30 persen. Jika saat operasi, kelenjar getah bening ditemukan mengandung kanker, maka probabilitas yang hidup dalam 5 tahun menurun sampai 10 persen.
Kemoterapi setelah operasi pengangkatan kankeer pankreas cenderung meningkatkan probabilitas hidup dalam 5 tahun, tetapi hanya sekitar 10 persen. Namun bagi pengidap kanker stadium lanjut jarang melewati tahun ketiga. Bagi pengidap metastatik, kesempatan hidup selama satu tahunkurang dari 20 persen bagi mereka yang menjalani kemoterapi dan kurang dari 5 persen bagi yang memilih untuk tidak menerima kemoterapi.
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }