Penggunaan obat kanker payudara 'Avastin' dikhawatirkan menimbulkan akibat samping yang berbahaya bagi pasien.
Amerika menarik penggunaan salah satu obat kanker terlaris di dunia sebagai pengobatan kanker payudara stadium berat.
Pejabat-pejabat kesehatan pemerintah hari Jumat mengatakan tidak ada bukti penggunaan Avastin memperpanjang usia hidup pasien dan penggunaannya mungkin menimbulkan akibat samping yang berbahaya.
Komisaris FDA atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Margaret Hamburg mengatakan risiko itu mungkin mencakup tekanan darah yang sangat tinggi, perdarahan, serangan jantung dan perforasi atau lubang-lubang kecil di bagian-bagian tubuh.
FDA menyatakan berbagai ujicoba oleh produsen mengenai penggunaan obat itu hanya menunjukkan efek terbatas pada pertumbuhan tumor pasien, sehingga manfaatnya tidak cukup untuk mengalahkan sampingnya.
Obat 'Avastin' diproduksi oleh perusahaan Genentech, bagian dari Roche, perusahaan farmasi Swiss. Genentech itu menyatakan kecewa atas keputusan itu dan akan melakukan uji coba baru atas obat tersebut. Perusahaan itu telah meraup pendapatan sekitar 1 miliar dolar per tahun.
Banyak pasien kanker payudara di Amerika mengatakan Avastin menyelamatkan jiwa mereka. Pengobatan itu bisa menelan biaya hampir 100 ribu dolar setahun.
Kesaksian semacam itu, kata Hamburg, adalah "keputusan sulit" untuk mencabut penggunaannya. Tapi ia mengatakan, pasien "harus tahu pasti" mengenai keamanan dan kemanjuran obat-obat itu untuk mengobati penyakit mereka. Dengan resep, obat masih bisa diperoleh untuk mengobati kanker usus besar, kanker paru, ginjal dan kanker otak.