Liputan6.com, London: Anak-anak dengan IQ tinggi, terutama perempuan, lebih mungkin mencoba obat-obatan terlarang di kemudian hari. Hal ini berdasarkan temuan sebuah penelitian baru-baru ini.
Menurut penelitian, anak perempuan yang mendapat skor tinggi pada tes kecerdasan, kemungkinannya lebih dari dua kali bereksperimen dengan ganja, kokain, dan obat-obatan terlarang lainnya, berbeda dengan orang-orang dengan indeks intelijen yang rendah.
Temuan penelitian ini diterbitkan secara online dalam Epidemiology and Community Health, seperti dilansir TheMedguru, Jumat (18/11).
Untuk membandingkan prestasi pendidikan dengan penggunaan obat seumur hidup, peneliti mendaftarkan 7.900 anak usia 5 tahun dan mengikuti mereka selama 25 tahun.
Semua peserta menjalani tes penilaian IQ pada usia 5 dan 10 tahun. Kemudian setelah mencapai usia 16 tahun dan 30 tahun, para peserta diwawancarai dan disurvei tentang gejala gangguan psikologis dan penggunaan obat-oabatan ilegal, jika ada.
Hasilnya, 35 persen pria dan 16 persen perempuan telah mencoba ganja pada usia 30. Selain itu, 9 persen pria dan 4 wanita persen telah bereksperimen dengan kokain selama periode yang sama.
Peneliti menyoroti, secara keseluruhan, penggunaan obat dua kali lebih umum terjadi pada pria daripada pada peserta wanita.
Namun, ketika efek intelijen diperhitungkan, peneliti menemukan bahwa wanita yang nilai IQ lebih tinggi pada pada usia 5 tahun kemungkinannya lebih dari dua kali bereksperimen dengan obat-obatan terlarang di kemudian hari dibandingan perempuan yang dengan skor IQ rendah.
Mengapa anak-anak cerdas lebih cenderung untuk mencoba obat? "Orang dengan IQ tinggi cenderung memiliki skor tinggi pada skala kepribadian terbukaan terhadap pengalaman," kata pemimpin studi, James White, dari Cardiff University di Wales. "Mereka mungkin lebih bersedia untuk bereksperimen dan mencari pengalaman baru."(MEL)