KOMPAS.com - Di era '80-an atau '90-an, kebanyakan desainer lahir dengan mengandalkan bakat. Namun seiring perkembangan dunia pendidikan, seorang desainer andal bisa dihasilkan dari sekolah-sekolah fashion design atau fashion business yang mengacu pada industri. Sekolah-sekolah ini dirancang untuk memberikan dasar-dasar mengenai rancang busana, sekaligus gambaran yang lebih luas mengenai cara memasuki industri mode.
Walau terbilang masih pemula, namun karya busana yang dihasilkan para siswa sekolah mode ini patut diacungi jempol. Beberapa kreasi siswa beberapa sekolah mode di Indonesia turut meramaikan event Jakarta Fashion Week 2012 yang lalu.
LaSalle College International Jakarta Delapan desainer muda yang merupakan siswa maupun alumni program Fashion Design dan Fashion Business tampil dalam show pembuka di hari kelima event Jakarta Fashion Week 2012, Rabu (16/11/2011) lalu. Dalam show yang bertema "Debutante" ini, para desainer menampilkan koleksi ready to wear. Koleksi busana mereka terasa begitu muda, isegar, dan berdaya jual tinggi. Bahkan salah satu desainernya, Gloria Agatha, telah berhasil memasukkan label busananya -Jii- ke Debenhams Senayan City dan Supermal Karawaci.
Jii memamerkan delapan busana yang feminin dan elegan, yang terinspirasi dari bunga Euphorbia. Aplikasi sulam bunga-bungaan pun dihadirkan pada rok, atasan, kerah, ikat pinggang, atau lengan. Kebanyakan koleksinya merupakan evening wear dan cocktail wear, dengan gaya asimetris, lipit, empire waist (garis pinggang di bawah dada), atau A-line (siluet yang melebar di bagian bawah). Beberapa gaunnya menggunakan warna-warna pastel, namun ada pula yang merupakan gradasi emas dan kehijauan.
Jika Anda tergolong perempuan yang kurang suka memakai jeans, silakan simak koleksi bergaya feminin yang ditawarkan oleh Mimi Rue, Coloriot, Nine 12, atau Impromptu. Mimi Rue menampilkan busana two-pieces, jumpsuit, atau gaun terusan bergaya '50-an dan '60-an, yang bisa digunakan sebagai busana kasual, gaun cocktail, maupun untuk ke kantor. Nine 12 memadukan atasan tanpa lengan dengan celana selutut, rok maksi, jumpsuit dengan panjang selutut, dan celana palazzo. Dian Aisyah, perancangnya, banyak menggunakan warna-warna manis seperti pink, peach, ungu, dan keemasan.
Gaya maskulin dan warna yang cenderung gelap menjadi pilihan label busana Identite dan Inka Fesca. Mengambil tema "Vatican", Inka Fesca menawarkan gaun hitam, bouffant dress (gaun dengan lengan menggembung), cape, dan peplum shirt (atasan dengan tambahan mirip rok di bawah pinggang), dengan detail manik-manik, batu-batuan, jumbai-jumbai, dan aksen berupa tali tambang. Sedangkan Identite memamerkan jaket, gaun panjang, atasan, celana panjang, dan jumpsuit, yang didominasi warna hitam dan kelabu.
Esmod Jakarta Ini tahun ketiga bagi Esmod meramaikan panggung JFW 2012. Sebanyak sembilan alumni Esmod yang sudah memiliki label clothing sendiri, yaitu Zico Halim dan Sherry Kandou (label Z et S), Angeline Junaedi (Nuguwigii), Dinda Adjani (Mr. Lover & Mrs. Loather), Tengku Faradina (Kaisara), serta Rebecca Marsauli, Sisca Tjong, Linda Maryani, dan Afriyanti Tan (masing-masing menggunakan namanya sendiri sebagai brand), menampilkan koleksinya dalam show yang berlangsung di Fashion Tent, Pacific Place, Kamis (17/11/2011) lalu.
Sebagian besar dari pada alumni ini memamerkan koleksi busana siap pakai, kecuali untuk Afriyanti yang mengusung tema busana pengantin yang indah dan modern. Meski demikian, mereka mampu menghadirkan ciri khas masing-masing dalam rancangan busananya. Z et S misalnya, menghadirkan koleksi busana dengan model transparan yang unik dan modern. Kaisara dengan permainan model busana hijab dan busana lain yang didesain longgar, dan didominasi dengan busana panjang sehingga bisa digunakan sebagai busana muslim. Sisca Tjong tampaknya mahir dengan teknik bustier dan couture yang cantik, dan mampu memperindah semua tampilan busana kreasinya.
Teknik cutting, draperi, model tumpuk serta teknik payet yang rapi dan teratur menjadi salah satu andalan dan nilai tambah dari koleksi alumni Esmod ini.
Fashion Schools Show by Mazda Sebagai bentuk dukungan terhadap perkembangan fashion di Indonesia, PT Mazda Motor Indonesia memberikan kesempatan kepada beberapa sekolah mode di Jakarta untuk memamerkan koleksi busananya. Show menghadirkan 16 siswa dari sekolah mode Abineri Ang, Binus Internasional, Bunka, dan Sekolah Tinggi Desain Interstudi.
Peragaan ini menghadirkan 24 busana dari rancangan 16 siswa tersebut. Masing-masing harus membuat rancangan yang terinspirasi dari garis Mazda yang elegan, lembut, dan dinamis. Semua sifat ini harus ditransfer dalam bentuk busana. "Saya sangat senang, karena Mazda bisa menjadi inspirasi mereka untuk berkreasi, dan diintepretasikan dengan baik oleh mereka dalam berbagai rancangan busana yang indah," ungkap Keizo Okue, Presiden Direktur PT Mazda Motor Indonesia, menjelang show yang berlangsung Jumat (18/11/2011) lalu.
Koleksi sekolah mode Bunka didominasi oleh dress mini yang feminin, dengan potongan asimetris, dan model tumpuk. Warna-warna cerah terlihat banyak menjadi pilihan mereka. Tambahan payet-payet dan rok dengan detail puff yang mengembang membuat koleksi mereka terlihat unik.
Para perancang muda Binus menghadirkan koleksi busana pria maupun wanita. Busana pria yang dibuat oleh Asti terlihat santai dengan sebuah jumper merah putih dan celana pendek putih. Sedangkan Eky tampil dengan kemeja dan rok berlipat dan blazer yang sedikit formal.
Abineri Ang menghadirkan menghadirkan pilihan busana-busana dengan payet di dada, dan busana model turtle neck. Yang paling menarik adalah kreasi Leander Leo yang menggunakan kimono modifikasi sebagai blazer dan berjumbai panjang, lengkap dengan aplikasi bunga-bunga dan pita besar di bagian belakang. Sedangkan Interstudi menawarkan gaun asimetris berwarna emas, pink, yang dikombinasikan dengan celana pendek dari beludru. Warna-warna yang digunakan cenderung cerah, dengan desain dress panjang.
(Christina Andhika Setyanti)