Peringatan Hari AIDS Sedunia (VIVAnews/Tri Saputro)
VIVAnews - Menyambut peringatan 'Hari AIDS Se-Dunia' yang jatuh 1 Desember, Indonesia Interfaith Network On HIV And AIDS (Interna) dideklarasikan di Balai Kesehatan Jalan Indrapura Surabaya, Rabu 30 November 2011. Deklarasi ini ditandai dengan berkumpulnya sejumlah agamawan, yang menyatakan tekad ikut mencegah dan memberantas HIV/AIDS melalui wadah ini.
Masing-masing perwakilan pemuka agama memanjatkan doa keselamatan, khususnya untuk memerangi penyakit HIV/AIDS. "Interna Jatim bersifat terbuka dan merangkul semua pihak yang sevisi. Tujuannya untuk menanggulangi masalah yang ada, yakni HIV/AIDS," kata Pelaksana Harian Interna Esthi Susanti Rabu, 30 Nopember 2011.
Program yang dikedepankan interna di antaranya menyelamatkan anak bangsa dari penularan HIV/AIDS serta mengatasi dampak buruk yang timbul akibat HIV, dengan membentuk dua komponen yakni, dewan penasihat, terdiri tokoh-tokoh lintas iman. Serta membentuk pelaksana harian.
Sementara, data di Dinas Kesehatan Jawa Timur menyebut merebaknya HIV/AIDS akibat banyaknya pelanggan lokalisasi Dolly yang tidak mengenakan kondom. Yang mengejutkan, pengidap AIDS di Jatim rata-rata diidap ibu rumah tangga dan terus meningkat tiap tahun. Kasus ibu-ibu rumah tangga dengan HIV ini merata ke seluruh kabupaten/kota.
"Penularan HIV/AIDS ke ibu rumah tangga (IRT) populasinya cukup besar. Faktor penularan di Jatim untuk heteroseksual mencapai 56 persen," kata Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Jatim drg Ansarul Fahruda.
Selama ini populasi risiko tinggi penderita tertular HIV/AIDS yang masih susah dijangkau justru pelanggan wanita pekerja seks (WPS), termasuk di lokalisasi Dolly. Akibatnya, tidak gampang melakukan pengawasan terhadap pemakaian kondom.
"Banyak pelanggan WPS yang sulit dijangkau, berakibat pada pasangan tetap pelanggan yang merupakan populasi berisiko rendah (ibu rumah tangga) mendapat dampaknya," kata Ansarul.
Hanya saja, lanjut Ansarul, data di Provinsi Jatim belum bisa memisahkan apakah ibu rumah tangga yang tertular itu benar-benar IRT
murni ataukah dia mantan WPS yang sudah membawa HIV/AIDS dari orang lain. Terkait itu, Dinkes Jatim berupaya melakukan sosialisas HIV/AIDS di semua kalangan masyarakat terutama populasi risiko rendah, seperti ibu rumah tangga, anak muda, pelajar dan calon pengantin.
Data yang ada Jatim menduduki peringkat ke-4 terbesar kasus HIV/AIDS di bawah DKI, Jabar, dan Papua. Menurutnya, penyakit HIV/AIDS dikenal sebagai fenomena gunung es, jumlah yang tampak lebih kecil daripada yang sebenarnya.
Di Jatim, angka pertumbuhan HIV/AIDS tahun 2011 mencapai 4.674 orang, laki-laki sebanyak 3.166 dan wanita 1.508 orang. Sebanyak 1.259 orang diantaranya sudah meninggal. Tahun 2011, dari Januari sampai September, total kasus HIV/AIDS mencapai 5.091, laki-laki sebanyak 3.405 dan wanita 1.686 orang. Sebanyak 1.331 diantaranya sudah meninggal.
Laporan Tudji Martudji | Surabaya
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
Kirim Komentar
Anda harus Login untuk mengirimkan komentar