Liputan6.com, London: Pria yang berhasil lulus dari proses screening untuk mendonorkan sperma-nya telah diteliti, ternyata memiliki kepribadian berkualitas lebih baik dalam hal tanggung jawab, kepercayaan diri, dan penerimaan diri ketimbang pria-pria lain. Demikian hasil sebuah penelitian di Swedia, Ahad (13/11).
Swedia merupakan negara pertama yang memberlakukan sebuah hukum non-anonymous, yang memberikan hak kepada anak-anak hasil dari donor sperma untuk menghubungi pendonornya jika mereka memilih mencari tahu. Selain Sewdia, Inggris dan Australia juga memberlakukan hukum pendonor agar siap dihubungi.
Sementara Amerika Serikat tetap mempertahankan hukum lama yang melarang mengungkap siapa pendonor dan menerima bayaran setiap mendonor. Berbeda di Swedia yang hanya membolehkan pria agar mendonor dan bersedia tak dibayar.
Menurut ketua peneliti dan profesor di Universitas Linkoping Swedia Gunilla Sydsjo, hukum non-anonymous ini juga bisa berujung masalah untuk reaksi kedua belah pihak (pendonor dan penerima) jika sang anak ternyata ingin mengontak ayah biologisnya. Kemungkinan lain, sang penodonor bisa saja belum siap atau tak ingin dikontak.
"Dalam penelitian ini, kami menunjukkan bahwa para pria yang lulus dari program donor sperma ini ternyata semuanya berada dalam kualitas normal dalam hal karakter dan kepribadian yang matang, serta karakter yang stabil," kata Sydsjo.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal kebidanan dan ginekologi Inggris BJOG ini, meneliti sebanyak 115 pria yang mendonorkan sperma dalam beberapa klinik di Swedia antara 2005 dan 2008. Kemudian, para peneliti membandingkan mereka dengan pria seusia lainnya yang tak berkeinginan untuk mendonor.
Para pendonor di Swedia memang harus melewati berbagai proses tes screening termasuk masalah psikologi dan kesehatan. Penelitian ini menggunakan kuesinoer berupa pertanyaan seputar tingkah laku, kepribadian, dan karakter yang stabil. Hasil penelitian ini juga menunjukkan pendonor siap jika anak memutuskan menghubungi mereka, kata Robert Oates, Presiden Society for Reproduksi Pria dan Urologi.(Xinhua/JAY/AIS)