Rembang (ANTARA News) - Puluhan balita di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, terserang penyakit muntaber sehingga harus dirawat intensif di rumah sakit umum daerah setempat karena terancam kehabisan cairan tubuh.
Berdasarkan pantauan di RSUD dr R Soetrasno Rembang, Jumat, tampak belasan balita tergolek lemas di kamar perawatan khusus anak dan balita Ruang Flamboyan karena menderita muntaber.
Seorang petugas medis di Ruang Flamboyan, Abdul Zubair, mengatakan, selama November 2011, tercatat puluhan balita yang harus dirawat intensif di kamar perawatan setempat setelah dinyatakan menderita muntaber.
"Biasanya, penanganan utama penderita muntaber adalah memulihkan cairan tubuh yang hilang. Penanganan pasien dilakukan oleh dokter spesialis anak di rumah sakit ini," kata dia.
Seorang keluarga pasien penderita muntaber, Rusminingsih, asal Desa Logung, Kecamatan Sumber, mengatakan bahwa anaknya, Kevin, 11 bulan, menderita muntaber sejak dua tiga hari lalu.
"Awalnya hanya diare biasa. Namun, kemudian diare disertai muntah. Karena tak kunjung sembuh dan Kevin semakin lemas, kami memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit agar penyakitnya tidak bertambah parah," kata dia.
Ia mengatakan bahwa menurut dokter, kondisi anaknya sudah hampir pulih dan segera bisa dibawa pulang.
"Setelah ini, kami akan lebih berhati-hati dalam menjaga kebersihan makanan untuk Kevin. Kami tidak mau terjadi yang sama pada dia," kata dia.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang Sutejo mengatakan muntaber rawan menyerang di awal musim hujan.
"Dalam sepekan terakhir ada tren peningkatan penderita muntaber, sebagaimana pantauan kami ke sejumlah puskesmas di beberapa kecamatan," kata dia.
Ia menyebutkan penderita muntaber umumnya masih berusia balita dan jumlahnya sudah mencapai puluhan sehingga penyakit ini belum menjadi kejadian luar biasa di kabupaten setempat.
"Kami mengimbau masyarakat mengintensifkan gerakan kebersihan. Bisa dimulai dari hal-hal kecil, seperti rutin mencuci botol tempat susu balita dengan menggunakan air panas, untuk mematikan bakteri pemicu diare," kata dia.
Ia juga meminta setiap ibu menyiapkan larutan gula garam atau oralit untuk balitanya di rumah, sebagai antisipasi sekaligus pertolongan pertama pada diare.
"Jika anak diare, tolong pertama dengan oralit. Namun, jika masih berlanjut dan anak mulai dehidrasi, segera bawa ke dokter atau layanan kesehatan terdekat," kata dia.
(ANT-168/A030)