Kamis, 24 November 2011 | 16:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar satu juta pria di Jakarta merupakan pelanggan pekerja seks komersial. Mereka memiliki risiko tertinggi terhadap HIV/AIDS (Human Imunodefisiensi Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome). Hal itu berdasarkan survei Dinas Kesehatan DKI Jakarta bekerja sama dengan sekitar 40 lembaga swadaya masyarakat (LSM) di lima wilayah kota di Jakarta.
"Jumlah tersebut merupakan estimasi dari hasil survei yang dilakukan di lima wilayah. Hanya 2-20 persennya yang tergolong pria dewasa, tapi menularkan ke istrinya," kata Rohana Manggala, Sekretaris Jenderal Komisi Penanggulangan AIDS DKI Jakarta, Kamis 24 November 2011.
Hingga saat ini, Rohana melanjutkan, perbandingan antara pria dan wanita yang mengidap HIV dan AIDS masih 3:1. Pemicu penularannya tidak hanya dari pembelian seks. Sejumlah 11 ribu dipicu pengguna napza suntik (penasun), 61 ribu termasuk GWL (gay, waria dan lelaki suka lelaki). "Namun sebagian tetap memiliki istri. Akibatnya hampir 500 ribu perempuan menikah dengan prio berisiko tinggi dan bisa berpengaruh terhadap anak-anaknya," kata dia.
Rohana menambahkan dari survei terakhir disebutkan orang dengan perilaku seks heteroseksual (penyuka lain jenis) tetap lebih banyak daripada perilaku seks homoseksual atau biseksual. "Terlihat dari data penderita dengan perilaku heteroseksual tetap yang tertinggi, dan pemicu kedua terbesar adalah narkotika suntik," kata dia.
Berdasarkan data terakhir Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan hingga Juni 2011, kata Rohana, secara kumulatif jumlah kasus AIDS Provinsi DKI Jakarta menempati posisi pertama. Disusul Papua, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Meskipun, dari tingkat prevalensi kasus per 100 ribu penduduk berdasarkan provinsi, DKI Jakarta menempati posisi keempat setelah Papua, Jawa Barat kedua, dan Bali ketiga.
Data yang sama memperlihatkan jumlah penderita HIV secara kumulatif dari 1987 hingga Juni 2011 mencapai 4.827. Sedang penderita AIDS di periode yang sama mencapai 4.947. Namun total dengan yang sudah meninggal dunia mulai dari 1996 hingga Juni 2011 sebanyak 9.784 sudah terkena penyakit ini.
Untuk 2011, data Januari hingga bulan Juni terdapat 509 penderita HIV baru dan 675 penderita AIDS baru. Dibandingkan data Januari-Desember 2010, yang terdapat 1.310 penderita HIV baru dan 1.433 penderita AIDS baru.
Dari wilayah, data Januari-Juni 2011 memperlihatkan Jakarta Barat menempati urutan penderita HIV terbanyak, yakni 135 orang, dengan penderita AIDS 74 orang. Sedangkan posisi kedua ditempati Jakarta Timur dengan 100 penderita HIV dan 107 penderita AIDS. Posisi ketiga ditempati Jakarta Pusat dengan 95 penderita HIV dan 99 orang penderita AIDS.
Sedang menurut pekerjaan, karyawan atau tenaga nonprofesional menempati urutan tertinggi dengan 199 penderita HIV dan 84 orang penderita HIV. Kedua tertinggi adalah ibu rumah tangga dengan 102 penderita HIV dan 45 penderita AIDS. Di posisi ketiga, pemilik usaha atau wiraswasta dengan 82 orang penderita HIV dan 57 orang penderita AIDS.
ARYANI KRISTANTI