KOMPAS.com - Wirausaha bisa menjadi pilihan perempuan untuk membiayai dirinya dan berkontribusi secara finansial terhadap keluarganya. Meski perempuan perlu berupaya lebih keras dalam menunjukkan kemampuan dirinya, jangan pernah menggunakan keperempuanan untuk menyukseskan bisnis Anda.
Julie Shie Parnitchkul, perempuan 29 tahun ini memimpin belasan perusahaan dari berbagai bidang, seperti logistik, pelabuhan, pertambangan, kereta api dan juga properti. Perempuan asal Indonesia ini mengembangkan bisnisnya tak hanya di kampung halaman, namun juga di Singapura, Thailand dan China
Sejak kecil, Julie menempa mental dengan mengasah kemampuannya berbisnis kecil-kecilan. Keterampilan yang didapatkannya sejak belia inilah yang akhirnya menjadikannya sosok pengusaha sukses.
Julie telah memiliki kemandirian finansial sejak 15 tahun dengan menjadi guru privat. Namun, kemampuannya berbisnis sudah dimilikinya sejak usia 6-7 tahun.
"Saya berjualan sejak usia 6-7 tahun, karena tidak mendapat uang jajan dari orangtua," katanya di sela talkshow entrepreneurship diselenggarakan Indonesia Young Entrepreneur (IYE) di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Julie mengakui, sebagai perempuan ia perlu bekerja lebih keras untuk mencapai sukses. Fokus pada kelebihan dan keterampilan diri menjadi kunci suksesnya. Selain itu, kerja keras perempuan untuk mencapai sukses dalam berbisnis juga terkait perlakukan rekan bisnis yang kadang merendahkan kaum hawa.
Karenanya, personal branding, sebagai perempuan pengusaha yang kredibel dan memiliki integritas tinggi, perlu dimiliki setiap entrepreneur perempuan. Dunia bisnis riskan untuk perempuan, dan hal ini dapat teratasi dengan integritas pribadi yang baik.
"Perempuan, muda, dan memilih berwirausaha, harus memiliki kelebihan dari orang lain. Perempuan harus lebih giat, jujur, bisa dipercaya, inovatif, untuk menutupi kekurangannya. Jangan karena perempuan, ia menjual keperempuannya untuk bisnis. Tetapi jual kecerdasan, keterampilan dan integritas," lanjutnya.
Tegas tapi bukan galak Perempuan perlu tegas namun bukan berarti galak, kata Julie. Perempuan harus memposisikan dirinya dengan sangat baik. "Harus ada garis tegas antara bisnis dan pribadi," kata Julie yang seringkali menerima perlakuan tak layak dari rekan bisnisnya, karena ia perempuan.
Pengusaha perempuan seringkali dihadapi pada hal-hal yang sifatnya privat, kata Julie. Di sinilah pentingnya perempuan untuk menempatkan diri dengan baik dan bersikap tegas. "Ada saja yang mengajak bertemu di tempat karaoke, yang menurut saya itu adalah aktivitas yang sangat privat, bukan untuk bisnis," jelasnya.
Bagaimana perempuan membawa dirinya dengan baik, akan menyelamatkan reputasinya. Pada akhirnya, perempuan pengusaha sukses dan lebih dikenal karena integritas dan keterampilannya, dan bukan keperempuanannya. Banyak tantangan yang harus dihadapi perempuan dalam berwirausaha. Namun bagi Julie, tak ada bedanya antara perempuan dan laki-laki dalam menjalankan tugas. Ia sendiri pernah terjun langsung ke area penambangan untuk mengontrol langsung bisnisnya.
Meski begitu, Julie menyarankan, perempuan membutuhkan kolega bisnis laki-laki yang dapat dipercaya sebagai strategi melindungi diri juga membangun pencitraan personal yang kuat dan positif. Pasalnya, kata Julie, di dunia bisnis, apalagi dengan budaya timur yang kental, masih didapati perlakuan negatif terhadap perempuan.
Satu hal lagi yang penting dimiliki setiap perempuan, cara pandang positif atas diri sendiri. "Perempuan muda tak seharusnya menjadi pengusaha. Mindset ini harus diubah. Untuk memulai bisnis, perempuan harus mengubah mindset tersebut dengan menyakini bahwa perempuan muda bisa jadi pengusaha. Lakukan bisnis dengan hati dan motivasi baik untuk membuat dunia lebih baik lagi, dan miliki inovasi," pesannya.