Istri Tangguh Tetap Butuh Penguatan Suami

KOMPASfemale
KOMPASfemale
Istri Tangguh Tetap Butuh Penguatan Suami
Dec 15th 2011, 16:03

KOMPAS.com - Presenter dan ibu dua anak, Novita Anggraeni atau dikenal dengan nama Novita Angie mewakili salah satu sosok perempuan tangguh, Superwoman, yang memahami betul siapa dirinya, kebisaannya, tahu harus melakukan apa dengan berbagai perannya, sebagai perempuan, istri juga ibu. Selain juga memahami hasil apa yang akan didapatkan dari setiap pilihan atau keputusan yang dibuatnya.

Adalah perusahaan asuransi Sequislife yang memberikan gelar Superwoman ini kepada Angie. Boleh jadi, Anda adalah juga sosok perempuan tangguh abad 21 ini. Perempuan yang tahu bagaimana berperan sebagai menteri di keluarga, bukan sebatas melakoni status sebagai menteri di rumah tangga.

Angie menyetujui sejumlah riset atau pernyataan yang mengatakan, perempuan adalah pembuat keputusan di rumah tangga. Artinya, perempuan punya peran besar dan penting di rumah. Boleh jadi perempuan pun memiliki kekuatan lebih besar, sebagai ibu juga istri.

"Banyak perempuan yang bersuara. Apalagi perempuan masa kini rata-rata bekerja dan punya andil dalam rumah tangga. Perempuan seperti lokomotif keluarga. Suami pun akhirnya menyerahkan berbagai hal kepada istrinya," jelas Angie saat berbincang bersama sejumlah media di sela talkshow "Superwoman Rocks!!!" bersama Sequislife dan psikolog juga cendekiawan, Alexander Sriewijono, di Kemang, Jakarta, Kamis (15/12/2011).

Atas peran besar yang dimiliki perempuan di rumah tangga, Angie sepenuhnya menyadari, bagaimanapun perempuan berada dalam ikatan pernikahan, menjadi pasangan suami dan istri.

"Menikah itu perlu sharing. Meski pada saat jelang dan awal pernikahan, saya merasa senang bisa mengatur semua hal di rumah tangga. Namun ternyata tidak seperti itu. Saya merasa harus sharing dengan suami, agar tak salah mengambil keputusan apalagi membuat kesalahan fatal dari keputusan yang saya ambil," jelasnya.

Meski terkadang, lanjut Angie, ia memahami bahwa keputusan yang diambilnya sudah tepat dan ia tahu betul konsekuensinya. Tetapi, bagaimana pun, Angie merasa membutuhkan penguatan dari pasangan. "Saya butuh sharing, atas setiap keputusan yang saya ambil, untuk memastikan apakah keputusan tersebut benar atau tidak," tegasnya.

Perannya sebagai profesional, persona kreatif yang seringkali bersentuhan dengan kegiatan edukasi termasuk finansial, memberikan nilai tambah bagi pribadinya. Angie mengaku lebih teredukasi mengenai berbagai hal, termasuk keuangan. Alhasil, perempuan 36 tahun ini mampu mengedukasi dirinya dengan baik. Edukasi inilah yang menjadi bekalnya dalam mengambil setiap keputusan, saat ia menjalankan peran menteri di rumah tangga, sebagai istri dan ibu.

Dengan kualitas pribadi yang dimiliki Angie, didapatkan dari belajar melalui pengalaman, ia merasa tetap perlu bertanya apa pendapat pasangan dalam pengambilan keputusan. Sekalipun tak membutuhkan pertimbangan kembali, setidaknya memberikan penjelasan kepada suami.

"Kadang saya hanya menjelaskan saja ke suami, mengenai keputusan yang saya buat. Jadi, suami juga tahu konsekuensi yang saya ambil," jelasnya.

Komunikasi dua arah yang dibangun Angie dengan suaminya, menjadi salah satu caranya menjalankan peran sebagai pasangan, yang terikat dalam pernikahan. Angie menunjukkan bagaimana ia, sebagai perempuan, memaknai perannya sebagai istri berdasarkan pengetahuan dan nilai yang dianutnya. Bukan sekadar melakoni status istri, tanpa memahami sepenuhnya mengenai apa perannya, apa yang harus dilakukan untuk menjalankan peran tersebut, dan seperti apa hasil yang ingin dicapainya di kemudian hari.

Bagaimana dengan Anda dan pasangan menjalani peran sebagai istri dan suami?

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post