KOMPAS.com - Kado Natal merupakan salah satu bagian dari sukacita perayaan Natal. Kebiasaan bertukar kado atau memberikan hadiah kepada orang terkasih menambah kental suasana kebersamaan. Lantas bagaimana jika Anda menerima hadiah yang tak disukai atau tak sesuai selera misalnya? Apa yang akan Anda lakukan?
Sejumlah survei di Amerika Serikat menunjukkan bagaimana orang Amerika menyikapi kado Natal yang diterimanya. Faktanya, banyak orang berbohong dengan mengatakan ia suka kado pemberian orang-orang terdekatnya. Riset yang dilakukan Western Union tahun lalu menunjukkan 75 persen orang Amerika mengakui mereka berbohong dengan mengatakan menyukai kado Natal, padahal kenyataannya tidak demikian.
Sementara Consumer Reports menunjukkan fakta, satu dari lima orang dewasa di Amerika mengakui tak suka dengan kado Natal yang diterimanya. Masih menurut sumber yang sama, didapati fakta sebanyak 18 persen penerima hadiah menyumbangkan kado yang diterimanya untuk kegiatan amal; 15 persen memberikan kembali hadiah itu kepada saudara jauh, teman, atau rekan kerja; 11 persen mengaku mengembalikan barang ke retailer untuk penggantian barang atau diskon produk merchandise lainnya. Bahkan, 11 persen mengaku membuang hadiah yang tak disukainya tersebut. Enam persen orang berusaha mencari keuntungan, dengan menjualnya kembali.
Membuang kado yang tidak disukai secara diam-diam ternyata bukan menjadi hal terburuk yang dilakukan. Masih menurut Consumer Reports, dua persen responden mengaku mereka melakukan konfrontrasi langsung dengan mengembalikan kado tersebut kepada si pemberi hadiah. Cara lain yang juga ekstrem, penerima hadiah memasang foto kado yang tak disukainya di internet.
Cukup mencengangkan memang, menemukan fakta bagaimana orang menyikapi pemberian yang tak disukai di momen perayaan Natal yang penuh sukacita. Anda dan keluarga dapat menghindari hal ini dengan melakukan pencegahan, yakni dengan tidak membelikan hadiah yang tercatat paling sering mengecewakan.
Dari tahun ke tahun, dengan survei berbeda, sejumlah barang masuk dalam daftar kado paling tak disukai. Di antaranya, pakaian, sepatu, kosmetik, perhiasan atau jam tangan, parfum, aksesori rumah tangga, dan produk elektronik.
Mengulik data dari Pr-inside.com dari hasil riset 2008 untuk Kohl, didapati fakta: pakaian (74 persen), perlengkapan rumah tangga (11 persen), kosmetik atau parfum (delapan persen), elektronik (lima persen), perhiasan atau jam tangan (dua persen) merupakan sejumlah hadiah Natal yang tak disukai dan cenderung dikembalikan oleh si penerima hadiah.
Sementara, survei oleh MarketTools pada Januari 2011 menunjukkan data yang nyaris sama namun ada penambahan. Menurut hasil survei ini, responden tak suka dengan hadiah ini: - Pakaian dan sepatu (62 persen) - Mainan, games dan benda terkait hobi (16 persen) - Produk elektronik (14 persen) - Alat dapur dan kamar mandi (13 persen) - Produk kecantikan dan kosmetik (10 persen) - Perhiasan dan jam tangan (10 persen)
Lantas jika ada yang mengembalikan hadiah kepada Anda, sebagai si pemberi hadiah, haruskah Anda merasa malu karenanya? Survei yang diadakan American Express menyebutkan, kebanyakan orang tidak menyadari adanya kemungkinan teman atau keluarga mengembalikan hadiah yang diberikannya. Sebanyak 56 persen pemberi hadiah tak memedulikan hal ini, dan 59 persen penerima hadiah tak pernah mengungkapkan kepada orang terdekatnya bahwa ia tak menyukai hadiah pemberiannya.
Jika Anda berada dalam situasi ini, apa yang akan Anda lakukan terhadap hadiah yang sebenarnya tak Anda suka?
Sumber: MSN