Mendengar Mahabharata Funky

Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Mendengar Mahabharata Funky
Dec 14th 2011, 20:56

Kamis, 15 Desember 2011 | 03:23 WIB

TEMPO.CO, :- Nong..nong..nong, tabuh gendang pengumuman berbunyi di Kerajaan Hastinapura. Pandu Dewanata mendengar woro-woro bahwa Kerajaan Mandura membuka sayembara dengan hadiah Putri Dewi Kunti. "Uncle Bisma, saya mau minta izin nih, mau ikut sayembara di Kerajaan Mandura, sepertinya saya jatuh cinta kepada Dewi Kunti," kata Pandu kepada Bisma, pamannya.

Mendapat restu dari Bisma, Pandu kemudian melaju ke Mandura bersama dua adiknya, Destarata dan Yamawidura. Pandu awalnya berniat naik mobil ke Mandura. Tapi kata Destarata, "Naik kuda aja, Bro, save energy biar go green, you know, Man."

Penggalan percakapan itu ada dalam sandiwara radio yang digelar Motion Radio Jakarta setiap Senin, Rabu, dan Jumat. Sejak dua pekan lalu, di radio yang berada di gelombang 97,5 FM ini para pendengar bisa mendengar wayang "gaul". Cukup 10 menit sehari, cerita wayang dengan judul Asal-Muasal Pandawa-Kurawa tersebut akan mengupas tuntas epos terbesar sejarah wayang, Mahabharata.

Motion memang baru menggelar sandiwara radio, wayang pula. "Kenapa sandiwara, karena sandiwara itu selalu ngangenin dan membebaskan imajinasi pendengar," kata Arie Dagienkz, penyiar, pengisi suara, sekaligus pencetus ide sayembara bersama Artasya Sudirman.

Arie bukan pertama kali bergumul dalam sandiwara radio. Sebelum di Motion Radio, ia pernah membuat skenario sandiwara di stasiun radio sebelumnya. Tapi dulu pembuatannya "keroyokan". Dalam sandiwara yang memiliki delapan episode tersebut, pria berambut gimbal ini berjibaku membuat sendiri. "Saya sih enjoy banget nulis-nya, yang susah itu justru jaga mood menulis," ujar pria bernama asli Arie Apriludy itu.

Dengan pembawaannya yang jenaka, Arie berusaha mengubah kesan wayang serius menjadi wayang yang bisa diterima semua orang. Sehingga lahirlah percakapan-percakapan Pandu dan Destarata yang mengikuti tren saat ini, mulai soal gadget hingga tempat nongkrong. Tujuannya agar pendengar bisa menikmati, terhibur, dan bahkan tertarik mempelajari wayang.

Respons tersebut ada yang sampai. "Pernah ada pendengar yang nge-tweet bahwa dia jadi pengen baca kisah Mahabharata atau ada yang penasaran apakah kisah wayang akan sampai dengan nama dia, yaitu Parikesit," ujar aktor yang bermain dalam film Garasi dan Koper ini. Tanggapan itulah yang membuat Arie yakin sandiwara radio bisa hidup lagi, seperti Saur Sepuh, Brama Kumbara, Pasir-pasir di Laut, atau Ibuku Sayang Ibuku Malang, pada 1980-an.

Menurut Asisten Program Direktur Motion Radio Anto Nugroho, sandiwara radio itu selalu punya tempat di hati pendengar. "Selama konsep dan kontennya menarik untuk didengar," ujarnya. Melihat proyek pertama yang ternyata sukses, Motion pun sudah berencana menggelar sandiwara radio selanjutnya.

Untuk menjalankan sandiwara ini, Motion membentuk tim kecil. Tim khusus terdiri atas Arie Dagienkz sebagai penulis skenario, dibantu Artasya Sudirman, Anto Nugrogo, serta Anton Wahyudi sebagai quality control, yang menangani pemilihan peran, back sound, sound effect, ambiance, dan sebagainya. Pemerannya ternyata sebagian besar kru Motion Radio.

Setelah berjalan dua pekan, pendengar ataupun rekan penyiar tertarik menjadi pengisi suara. Menyambut permintaan itu, Ahad lalu dalam acara Hari Bebas Kendaraan Bermotor, Motion Radio membuka casting terbuka untuk jadi pengisi suara. Bagi yang tertarik berakting dengan memainkan intonasi suara bisa mampir di stan Motion Radio ketika Hari Bebas Kendaraan Bermotor. Atau Anda bisa mencoba mendengarkan dulu sandiwara wayang gaul ini pada jam-jam yang ada. Dijamin ketagihan, deh!

DIANING SARI

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post