KOMPAS.com - Setiap orang bebas bermimpi, namun hanya sedikit yang kemudian terbangun dan berusaha mewujudkan mimpinya itu. Tak demikian dengan perancang Samuel Wattimena. "Saya punya mimpi untuk fashion Indonesia, tapi ini semua butuh kerjasama dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia," tukas Samuel, sesaat setelah fashion show "Pagelaran Tenun Unggan Sumatera Barat Kabupaten Sijunjung" di KOI Cafe & Gallery, Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (8/12/2011) lalu.
Jika disadari, Indonesia sebenarnya memiliki banyak sekali potensi fashion yang indah dan memiliki nilai jual ke internasional. Sebut saja songket, batik, tenun, sulam, atau tarik benang. Sayangnya, saat ini masih banyak orang yang belum sadar akan kekayaan fashion Indonesia ini. "Orang Indonesia masih terlalu berkiblat pada tren fashion dunia, khususnya Barat, padahal belum tentu cocok untuk mereka," tukas pria yang akrab disapa Sammy ini.
Kekayaan kain nusantara merupakan kekuatan budaya, kreativitas, dan seni, yang mempunyai kemampuan menggerakkan perekonomian masyarakat dan mensejahterakan kehidupan masyarakat Indonesia. "Setiap daerah punya ciri khas masing-masing, baik dari motif, teknik, atau warnanya. Hal ini merupakan identitas yang harus dipertahankan," kata Sammy, sambil menambahkan bahwa masih ada masyarakat daerah yang belum mengenal kain tradisionalnya sendiri.
Yang sangat disayangkan Sammy sebenarnya adalah kurangnya minat generasi muda untuk mau menggunakan kain tradisional ini. Sampai saat ini langkah yang paling mungkin dilakukan oleh para desainer adalah memodifikasi kain tradisional ini agar tampil lebih trendi dan berjiwa muda.
Mimpi Sammy Sudah bukan rahasia lagi kalau banyak warga asing yang mengagumi kain tradisional Indonesia dari Sabang sampai Merauke. "Koleksi kain tradisional kita itu paling banyak dibanding negara lain," tambahnya. Jika berpikir kreatif, seharusnya Indonesia mampu memodifikasi dan memanfaatkan kekayaan ini untuk meningkatkan perekonomian negara dan memperbaiki kehidupan ekonomi masyarakat.
Sammy mengaku terhadap kurangnya minat generasi muda untuk mengenal kain tradisional. Padahal, menurutnya Amerika Latin bisa menjadi pusat mode pakaian pantai karena sesuai dengan karakter daerah dan sumber daya yang ada. "Kenapa Indonesia tidak bisa menjadi pusat mode busana etnik di dunia dengan segudang kekayaan kain indahnya?" ungkap Sammy mengurai mimpinya.
Namun, Sammy mengakui bahwa tidak mudah mewujudkan semua mimpinya ini tanpa dukungan dari berbagai pihak seperti desainer lain, kaum muda, serta pemerintah.