KOMPAS.com - Apapun pilihan Anda, menjadi ibu rumah tangga, bertani di desa, berkarier di kota besar, setiap perempuan mampu berdaya untuk diri dan keluarganya. Perempuan bisa mandiri, termasuk secara finansial asalkan mau mengubah mindset untuk mengembangkan dirinya. Inilah yang dilakukan organisasi sosial Sahabat Wanita, untuk mendorong perempuan di pedesaan agar lebih produktif, berdaya dan mandiri secara ekonomi.
Wirausaha menjadi cara bagi perempuan di pedesaan untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Setiap daerah memiliki kebutuhan berbeda. Perempuan di Madura, lebih berminat mengembangkan usaha dari jamu-jamuan misalnya. Sementara di Tangerang, perempuan petani atau pemilik warung dapat meningkatkan ekonomi keluarga melalui berbagai pelatihan untuk menambah pengetahuan berwirausaha.
Suntikan modal Pelatihan dan peningkatan wawasan untuk merubah mindset perempuan di pedesaan memang dibutuhkan. Namun tak dapat dipungkiri, suntikan modal dibutuhkan pelaku usaha mikro untuk mengembangkan usahanya. Sahabat Wanita memahami kebutuhan para perempuan wirausaha ini, termasuk pemilik warung dan petani di desa Rancamalang, Kadusirung, Tangerang, Banten.
Chairudin Ahmad Sukri, Retail & Distribution Manager Sahabat Wanita, mengembangkan warung kelontong yang banyak dikelola ibu rumah tangga di Rancamalang.
"Saat ini, terdapat 180 Warung Sahabat, yang disebut sebagai Jaringan Retail Sahabat Wanita di Tangerang dan Tangerang Selatan. Satu warung memiliki satu lead store, perempuan yang kami anggap memiliki leadership. Satu lead store rata-rata membawahi 15 warung," jelas Havid kepada Kompas Female di sela kegiatan pelatihan keterampilan daur ulang di Community Learning Center (CLC) Sahabat Wanita, Rancamalang, Tangerang, Rabu (14/12/2011) lalu.
Untuk pemilik warung, Chairudin mengatakan, Sahabat Wanita memberikan pelatihan keuangan, tata kelola warung, dan tentunya suntikan modal senilai Rp 1-5 juta per orang. "Kami tidak memberikan uang tunai, tetapi lebih kepada modal barang-barang yang dijual di warung sesuai kebutuhan dan daftar belanja yang mereka buat sendiri, senilai Rp1-5 juta. Kemudian pemilik warung menyicil pinjaman lunak ini seminggu sekali," jelasnya.
Kesulitan para pemilik warung ini di antaranya mendapatkan harga lebih rendah dari agen atau distributor. Bersama Sahabat Wanita, para pemilik warung ini pun mendapatkan akses yang tentunya menguntungkan bagi usaha mereka.
"Kami pernah bekerja sama dengan Garuda Food untuk memasok produk yang memang dibutuhkan warung dengan harga lebih murah. Lead store juga mendapatkan keuntungan darinya, karena dapat menikmati margin dari produk yang dijual dengan harga lebih rendah. Pihak Garuda Food juga mendapatkan manfaat, karena beberapa produk makanan ringan mereka tersalurkan ke warung kecil yang juga menjadi ujung tombak produk mereka," jelas Chairudin.
Bayam sehat untuk ibu dan bayi Cara bertani sehat dengan sistem organik, menghasilkan sayurans ehat untuk ibu dan bayi (Mom and Baby, Moby),dipilih Sahabat Wanita sebagai cara untuk meningkatkan ekonomi keluarga para petani perempuan di desa Mekarwangi, Tangerang. Moby merupakan sayuran organik yang menyasar konsumen perempuan untuk memenuhi asupan gizi saat hamil, atau saat menyajikan nasi tim bayi.
"Produk hasil tani lebih bernilai tinggi," katanya. "Biasanya, para petani kangkung dan bayam ini hanya menerima Rp 350 untuk jumlah bayam dan kangkung dalam ikatan besar. Masyarakat kemudian membeli Rp 1000-2000 untuk seikat bayam atau kangkung. Petani tak diuntungkan," lanjutnya.
Namun, dengan satu kemasan 50 gram bayam sehat Moby ini petani perempuan dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Satu kemasan Moby dijual Rp 5000 untuk harga ritel dan Rp 2500 untuk agen.
Bayam merah dan hijau sehat ini dipanen muda dalam 10 hari, dikemas lebih menarik, dengan label Moby sebagai branding, lalu dipasarkan melalui toko-toko organik di kawasan perumahan seperti Bumi Serpong Damai, Gading Serpong, Alam Sutera dan Bintaro.
Chairudin mengatakan, selama empat bulan mengembangkan konsep bertani ini, 300 Moby berhasil diproduksi. Lahan seluas satu meterpersegi dapat memproduksi 50 kemasan. Ke depan, lahan bertani ini akan terus ditambah, untuk menjangkau lebih banyak petani perempuan yang mau membuka diri meningkatkan kualitas hidupnya.
Sementara untuk warung kelontong, Sahabat Wanita menargetkan pada 2012, jumlah warung bertambah mencapai 500.
Tempat tinggal para ibu rumah tangga dan petani perempuan ini tak jauh dari pusat bisnis Jakarta. Anda dapat mengaksesnya kurang dari dua jam dari sentra bisnis di Jalan Jenderal Sudirman. Tak jauh dari sekitar kita, banyak perempuan yang membutuhkan perhatian dan kepedulian dari mereka yang memiliki akses pengetahuan. Ibu rumah tangga dan petani, tak jauh dari kota, juga mampu berdaya dan berhak menikmati kualitas hidup lebih baik, mandiri secara finansial dengan berwirausaha.