KOMPAS.com - Hidup itu bagaikan gelombang pasang surut -diwarnai oleh peristiwa menggembirakan dan juga menyedihkan. Ternyata, peristiwa-peristiwa dalam hidup kita dapat juga berpengaruh terhadap ukuran tubuh, lho. Menurut peneliti Zhenchao Qian, profesor di bidang sosiologi dari Ohio State University, bertambahnya bobot tubuh dapat terjadi akibat adanya beberapa perubahan pada kebiasaan dan gaya hidup seseorang, yang juga merupakan dampak dari peristiwa yang dialami seseorang. Bila tidak diwaspadai, naiknya berat badan malah bisa makin tidak terkendali.
1. Berpacaran dalam waktu lama Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menemukan bahwa pasangan yang baru menikah cenderung mengalami kenaikan berat badan pada bulan-bulan awal pernikahan. Tetapi ternyata, tidak perlu menunggu janur melengkung sampai berat badan naik. Masa pacaran yang lama juga dapat memberikan efek serupa. Menurut sosiolog dari University of Cincinnati, Corinne Reczek, pasangan yang berpacaran lama biasanya akan sering melakukan berbagai hal bersama. "Terkadang ini termasuk menyantap makanan tidak sehat. Pasangan dapat menularkan kebiasaan-kebiasaan baru yang belum tentu sehat, yang akan diikuti dengan senang hati oleh yang lainnya," papar Reczek. Solusinya? Andalah yang harus terlebih dulu memiliki cara pikir sehat. Kemudian, sedikit demi sedikit tularkan pada pasangan.
2. Mulai kuliah Lepas dari bangku sekolah dan masuk kampus membuat sebagian orang menjauh dari rumahnya. Mereka tinggal di kos dan harus bisa mengurus dirinya sendiri, tanpa pengawasan orangtua. Masalahnya, hal ini membuat pilihan makan juga tidak lagi terjaga. Demi alasan praktis (karena di kos tidak ada tempat memasak atau tugas kuliah sedang banyak), para mahasiswa lebih suka mampir ke gerai fastfood atau menyantap mi instan. Jadwal makan menjadi tidak teratur, ditambah waktu istirahat juga yang tidak menentu. Untuk mengatasi hal ini, pakar menyarankan agar para mahasiswa memasak makanannya sendiri (apabila memungkinkan) atau mencari alternatif makanan yang lebih sehat ketimbang memilih sepiring makanan cepat saji.
3. Mulai bekerja Saat kuliah makanan cenderung kurang gizi, ketika mulai bekerja lain lagi. Mungkin pilihan makanan sudah lebih beragam, namun kesibukan mengejar karier sering membuat Anda tidak makan dengan teratur. Atau, Anda mulai bersahabat dengan makanan yang tinggi lemak, yang kerap menjadi pilihan saat makan siang atau makan malam dengan klien. Selain itu, kegiatan olahraga tampaknya semakin jauh dari kehidupan. Tidak heran bila ukuran berat badan semakin meningkat. Untuk itu, pakar menganjurkan agar kita mulai mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak serta lebih giat berolahraga.
4. Punya anak Masa kehamilan sudah menyumbang tambahan beberapa kilo tersendiri bagi tubuh kita. Setelah anak-anak lahir, entah kenapa lemak itu tidak kunjung lenyap. Menurut peneliti dari Georgia Health Sciences University, penyebab utama melarnya ukuran pinggang para ibu ini adalah stres.
"Pikiran yang stres sedikit banyak berpengaruh dalam membentuk gaya hidup yang kurang aktif secara fisik," kata peneliti Dr Deborah Young-Hyman. Kesimpulannya, Anda harus lebih sering merilekskan pikiran, misalnya dengan bertemu dengan teman atau sesama ibu, atau sekadar berolahraga ringan.
5. Bercerai Menurut suatu studi, wanita cenderung menjadi lebih gemuk ketika menikah, namun sebagian orang juga mengalaminya ketika mereka bercerai. Kabar baiknya? Menjadi gemuk setelah bercerai kebanyakan dialami oleh para pria.
Sumber: NineMSN