KOMPAS.com - Perancang busana muda berbakat Adesagi Kierana yang meninggal di Bandung, tepat pada hari pertama di tahun 2012, ternyata memiliki banyak sahabat baik karena sifatnya yang dikenal bersahabat dan ramah. Suasana rumah duka di kediaman orangtua Adesagi di kawasan Cibitung, Bekasi, pun tampak ramai dikunjungi pelayat yang berasal dari masyarakat sekitar, kalangan artis, desainer, sampai para klien-klien di butiknya.
"Dia adalah orang yang sangat bersahabat, ramah, dan baik," ungkap artis dangdut Kristina, saat ditemui di rumah duka di jalan Kaca Piring II, Desa Wanasari, Cibitung, Bekasi, Senin (2/1/2012). Kristina mengatakan bahwa Adesagi adalah sosok yang periang, baik hati, dan bertalenta di bidang desain. "Dulu dia pernah meminjamkan baju untuk show saya, terakhir saya pakai baju dia di tahun 2000. Saya sangat suka baju rancangannya. Setiap baju rancangan Adesagi itu punya ciri khas yang beda dengan desainer lainnya," bebernya.
Kristina mengagumi busana rancangan Adesagi karena memiliki teknik cutting yang sederhana. Meski baju-bajunya terlihat sederhana, namun tetap terlihat indah di tubuh si pemakai. "Meski sederhana tapi tetap ada aplikasi bling-bling di busananya, sehingga terlihat glamor. Mewah tapi tidak berlebihan," puji Kristina, yang mendengar kabar meninggalnya Adesagi melalui status BlackBerry Messenger teman-temannya.
Adesagi di mata keluarga Rasa duka dan syok mendalam juga dialami oleh keluarga dekat Adesagi, karena di awal tahun Adesagi telah menghembuskan nafas terakhirnya di usia ke-34. Meski sempat dilarikan ke rumah sakit Hasan Sadikin, Bandung, namun nyawa Adesagi tak dapat diselamatkan. Jenazah Adesagi, yang diduga tewas akibat keracunan karbondioksida, dibawa ke rumah duka di Cibitung, diiringi tangisan oleh kerabat dan keluarga. Tak sedikit karangan bunga duka cita yang dipajang di depan rumah duka, mulai dari Ruth Sahanaya, Christine Barki, sampai Ikatan Pengusaha Mode Indonesia.
"Alhamdulilah, di pemakaman banyak teman-teman yang mengantarnya. Ada sekitar 15 mobil. Teman-teman desainer juga datang seperti Barli Asmara, Ardhan, dan Denny Wirawan. Tapi mereka tidak lama dan langsung pulang," ungkap keponakan Adesagi, Jalu Altamirano. Jalu juga mengungkapkan bahwa beberapa hari sebelum meninggal, Adesagi sempat berpesan kepadanya agar tidak mudah putus asa, dan tetap menjalani hidup lebih baik dalam keadaan apapun. "Ia memang orang yang suka memotivasi orang lain," tambahnya.
Kesan baik tidak hanya ditorehkan Adesagi untuk keluarganya, tapi juga kepada para karyawan di butiknya di daerah Cinere. "Dia seorang bos yang sangat baik dan perhatian pada semua karyawannya," ungkap Yenny, asisten Adesagi di butik. Adesagi juga dikenal sebagai sosok pekerja keras. "Dia tidak pernah pilih kasih. Jangankan uang, kalau dia punya makanan semua karyawan pasti diberi," kenang Yenny.
Yenny juga mengakui bahwa ia sangat mengagumi karya-karya dan kreativitas Adesagi dalam berkarya. Menurutnya, perancang ini memang sangat kreatif. Ketika bertemu dengan klien, Ade langsung tahu busana yang cocok untuk kliennya tersebut. Misalnya, model seperti apa yang sesuai dengan potongan tubuh klien. Adesagi juga dinilainya tidak pelit ilmu dan mau berbagi ilmu kepada orang lain. "Dia bukan orang yang pelit ilmu, dia bahkan menerima siswa SMK untuk magang," tambahnya.
Disinggung mengenai kelangsungan butik Adesagi, Yenny tampak enggan menjawabnya. "Sampai saat ini, belum ada keputusan apapun tentang hal ini. Saat ini suasana masih berduka dan belum kepikiran untuk masalah ini," tegas Yenny.
Pukul 10.00 pagi tadi, jenasah Adesagi sudah dimakamkan di TPU Kampung Utan, Cibitung. Selamat jalan sahabat!