KOMPAS.com - Saat menjalani pemeriksaan kehamilan rutin di dokter kandungan, salah satu yang sering dilihat adalah volume air ketuban di dalam rahim. Cairan ini memiliki fungsi penting dalam menjaga kelangsungan hidup calon bayi di dalam perut. Selain menjaga calon bayi dari benturan-benturan yang terjadi saat sang Anda bergerak, air ketuban juga membantu menjaga suhu di dalam kandungan, serta mendorong perkembangan dan pertumbuhan organ-organ bayi, seperti paru-paru, sistem gastrointestinal, otot, dan tulang.
Volume air ketuban akan meningkat seiring dengan usia kehamilan, namun akan menyusut saat menjelang kelahiran, kata Jeanne A. Conry, MD, PhD, spesialis obstetri dan ginekologi dari Kaiser Permanente, Roseville, California. "Cairan ketuban dapat mencerminkan sejauh mana kesehatan bumil saat hamil," tambahnya.
Cairan ketuban yang terlalu sedikit mengindikasikan bahwa bumil memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes atau tekanan darah tinggi. "Jika hal ini dialami pada awal kehamilan, dapat memengaruhi perkembangan bayi dalam kandungan," kata Conry. Selain itu, ada kemungkinan besar bayi dapat terancam lahir cacat.
Kemungkinan yang juga terjadi (meski sangat kecil persentasenya) adalah cairan ketuban yang terlalu berlimpah. Hal ini mengindikasikan bahwa sang calon ibu memiliki masalah diabetes. Sementara pada jabang bayi, terdapat risiko terjadinya cacat saat lahir, terutama pada area gastrointestinal dan sistem saraf. Cairan ketuban yang berlebihan juga memberi sinyal bahwa bayi dalam kandungan mengalami infeksi atau denyut jantung yang abnormal.
Kedua kondisi ini perlu dimonitor dengan cermat oleh ahli dan beberapa tes akan perlu dilakukan untuk memastikan calon bayi Anda dalam kondisi yang sehat.
Sumber: Fit Pregnancy