Liputan6.com, Jakarta: Kendati telah banyak beredar kabar soal bahaya kosmetik bagi kulit, industri ini tetap menjadi nomor wahid yang menjanjikan kesempurnaan bagi kaum hawa. Nampaknya, kasus-kasus seperti implan payudara yang membuat khawatir sejumlah negara tak mempengaruhi wanita untuk terus merangkul industri kecantikan tersebut.
"Orang-orang muda lebih sadar diri soal penampilan dan lebih dari enam dari sepuluh orang, 63 persennya yang berusia 16 hingga 24 tahun, harus operasi untuk membuat mereka merasa lebih percaya diri saat berdandan di depan cermin, "kata laporan itu.
Menurut laman Guardian mengabarkan dalam sebuah surat kepada dokter dan ahli bedah pada 6 Januari 2012 lalu. Direktur Medis Pemerintah, Sally Davies, mencatat banyak pemuda yang mencari bedah kosmetik. " Sebagai kepala medis, saya prihatin menyaksikan tingginya minat implan kosmetik bagi kaum muda," ujarnya. Secara khusus hal ini, menurutnya, akibat dari kurangnya pemahaman bagi mereka yang tak mengetahui risiko dari penggunaan kosmetik tersebut.
Menurut Mintel, sebuah perusahaan yang berbasis riset pasar milik London, mengatakan bisnis bedah kosmetik adalah besar. Pada tahun 2010 telah berhasil mengumpulkan senilai � 2.3bn. " Dan diperkirakan meningkat sampai � 3.15m pada tahun 2015," kata Mintel. Menurutnya sekitar 19 juta orang dewasa ingin beberapa jenis kosmetik perawatan tersebut. Dan meskipun klinik telah meningkatkan jumlah iklan dan promosi, namun mereka mendapat bantuan besar dari media secara gratis.
"Media mempromosikan ide-ide yang tidak realistis soal keindahan yang bisa mempengaruhi sikap orang terhadap penampilan mereka sendiri. Namun, media juga meningkatkan akseptabilitas prosedur tertentu, yang dibantu para selebriti yang membahas tentang operasi yang sudah mereka lakukan," kata Mintel.(IAN)