Senin, 02 Januari 2012 | 10:38 WIB
TEMPO.CO - Pusat kebugaran kian menjamur. Berbagai paket latihan banyak ditawarkan guna memenuhi tuntutan masyarakat yang menginginkan pola hidup sehat.
Memasuki tahun 2012, sejumlah pusat kebugaran mulai menyiapkan strategi baru. Di antaranya paket latihan yang berbasis tarian (dance). "Sekarang butuh kelas yang lebih inovatif," ujar Dicky Ramadhani, Fitness Development Management Celebrity Fitness Indonesia.
Kecenderungan beberapa tahun terakhir, tren kebugaran pada tahun 2012 diprediksi masih mempertahankan latihan yang bersifat kardio (aerobik). Jenis latihan tersebut memang bukan jenis baru. Namun belakangan mulai divariasikan dengan bantuan peralatan seperti peninggi lantai (body jump) dan matras pelontar (trampolin). "Jadi tidak hanya berorientasi latihan konvensional seperti aerobik yang free style," katanya.
Peralatan body jump dan trampolin hanyalah instrumen pendukung. Alat itu berfungsi sebagai tumpuan kaki untuk bergerak maju, mundur, ke samping, atau melompat. Dengan bantuan peralatan itu, setiap orang dapat memvariasikan berbagai pola gerakan. Tubuh mereka menari dengan ritme yang cukup cepat dan adakalanya dibantu dengan iringan musik disko. Namun latihan dance tidaklah identik dengan selera perempuan.
Menurut Dicky, memahami jenis latihan di pusat kebugaran dengan kategori gender adalah anggapan yang keliru. Itu karena gerak tubuh pada prinsipnya diperlukan setiap orang guna menjaga stamina agar dapat menunjang aktivitas harian. Karena itu, jangan heran jika di berbagai pusat kebugaran banyak kaum Adam yang mengambil paket layanan aerobik. "Karena yang dilatih adalah otot dan jantung," katanya.
Selain dance, kata Dicky, paket latihan lain, seperti body combat dan yoga, diprediksi juga akan makin digandrungi masyarakat. Latihan body combat terkesan lebih macho dibandingkan dengan senam aerobik pada umumnya. Itu karena jenis latihan tersebut memadukan unsur gerakan bela diri dengan senam aerobik. Yang memvariasikan gerak tangan maupun kaki layaknya orang yang sedang memukul atau menendang.
Namun Dicky menilai jenis latihan berkelompok itu tidak akan meninggalkan bentuk latihan individual dengan bantuan peralatan. Sejumlah pusat kebugaran lain bahkan mulai mengadopsi jenis-jenis latihan baru. Salah satunya adalah peralatan TRX (total body resistance exercise). Latihan ini mengandalkan beban tubuh dengan cara memegang dua tali parasut sepanjang 2,5 meter yang diikatkan di atas. Sejenis push-up di udara.
Jika dilihat dari bentuk variasi gerakannnya, senam body jump, trampolin, atau body combat biasanya digemari oleh kalangan yang berusia antara 20-50 tahun. Mereka dapat menghabiskan waktu rata-rata satu jam untuk setiap sesi latihan, bergantung dari kesediaan waktu mereka masing-masing. "Kadang bisa lima kali dalam seminggu, tapi kalau sangat sibuk hanya dua kali dalam sepekan," kata Dicky.
Jadwal kunjungan para pengguna pusat kebugaran pun memiliki pola yang khas. Di kota-kota besar, aktivitas pusat kebugaran sudah menggeliat sejak pukul 06.00-10.00 WIB. Pada jam-jam tersebut, pusat kebugaran umumnya dikunjungi ibu rumah tangga. Dari pukul 10.00, jumlah kunjungan perlahan-lahan menurun hingga pukul 15.00 sore. Dan mulai ramai lagi hingga pukul 20.00. "Biasanya diikuti pelajar dan pegawai kantor," ujar Dicky.
Di beberapa pusat kebugaran tertentu, latihan senam berkelompok itu mulai dikonversi dengan jenis tarian-tarian tertentu seperti tari salsa. Bahkan ada pula yang secara khusus membentuk kelas tarian koreografi untuk keperluan bisnis hiburan. "Banyak yang berpikir, daripada konsumen lari ke sanggar senam, lebih baik mereka difasilitasi di pusat kebugaran," ujar Halim Tsiang, 34 tahun, salah satu pendiri RAI Institute.
Menurut Halim, latihan apa pun di pusat kebugaran sesungguhnya memberikan efek positif bagi tubuh. Sebab, aktivitas gerak merupakan syarat yang dibutuhkan tubuh agar dapat menyerap sari makanan dengan baik. Namun tidak sedikit di antara mereka yang datang untuk tujuan menurunkan berat badan. "Banyak yang tidak nyaman dengan berat badan. Bagi kalangan muda, jumlahnya bisa mencapai 60-70 persen," ujarnya.
Ketidaknyamanan bentuk tubuh yang tidak proporsional itu memaksa banyak orang untuk menjalani latihan lebih intensif. Begitu juga dengan pola diet yang dianjurkan. Sayangnya, tidak banyak masyarakat yang paham mengatur pola makan yang benar. Salah satunya adalah budaya makan nasi putih dalam porsi yang terlalu banyak. "Jangankan nasi putih, makan nasi merah terlalu banyak saja sudah tidak sehat," kata Halim.
Namun ia mengaku senang dengan perubahan perilaku masyarakat yang perlahan-lahan sudah beralih ke pola makan organik. Menurut berbagai penelitian, jenis makanan ini menyumbangkan nutrisi yang baik dan tidak meracuni tubuh karena dibudidayakan dengan tidak menggunakan pupuk kimiawi dan pestisida. "Kalau sumber makanannya sudah baik, tinggal mengatur cara penyajian, waktu makan, dan jumlah porsi yang tepat," ujarnya.
Untuk mengetahui pola makan dan latihan gerak yang tepat, Halim menyarankan para pengguna pusat kebugaran untuk mengkonsultasikannya dengan instruktur yang disediakan oleh pengelola pusat kebugaran secara cuma-cuma. Jadi, tunggu apa lagi? "Ketimbang harus berobat ratusan juta ke dokter, lebih baik mengeluarkan ratusan ribu di pusat kebugaran setiap bulan. Sehat dan keren," kata Halim.
RIKY FERDIANTO