Tim peneliti di Klinik Cleveland dan Universitas Illinois berupaya mengembangkan sebuah tes baru yang bisa membuat diagnosis dan pengobatan kanker paru-paru lebih cepat dan lebih mudah.
Bukan tidak mungkin, dalam waktu dekat, mendiagnosis kanker paru-paru semudah menghembuskan napas. Sebuah mesin baru di klinik Cleveland bisa menganalisis napas seseorang dan mengidentifikasi komposisi yang tepat dari senyawa organik di dalamnya.
Kepala penelitian tersebut, Peter Mazzone, menjelaskan, "Kita semua memiliki senyawa kimia dalam napas kita dan senyawa kimia dalam napas penderita kanker sedikit berbeda dari mereka yang bebas kanker."
Dr. Peter Mazzone mengepalai penelitian yang menggunakan analisis napas sebagai alat untuk mendiagnosis kanker paru-paru. Ia dan tim penelitinya menguji napas 229 pasien dari Klinik Cleveland. Sembilan puluh dua di antara mereka dipastikan mengidap kanker paru-paru dan yang lainnya berisiko tinggi terkena kanker tersebut, karena adanya pertumbuhan yang tidak terukur dalam paru-paru mereka.
Ia mengatakan, "Kami bisa 80-85 persen akurat dalam mendeteksi kanker paru-paru lewat napas. Kami bisa lebih akurat jika mencari jenis kanker paru-paru tertentu daripada kanker paru-paru pada umumnya. Kami bisa membedakan kanker paru-paru seseorang yang berada pada stadium lanjut dibanding tahap awal."
Dr. Mazzone mengatakan tes napas itu juga menunjukkan bagaimana kanker itu bergerak. Sebagai contoh, penelitian itu menunjukkan kanker yang agresif memiliki tanda-tanda yang berbeda dibanding kanker yang tidak begitu agresif.
Tetapi, tes itu harus disempurnakan dulu sebelum dapat digunakan secara luas. "Ini masih merupakan alat yang relatif kasar dan bisa diperbaiki, jadi harapan kami adalah bahwa generasi sistem sensor berikutnya dapat meningkatkan akurasi dari 80 – 85 persen sehingga bisa dimanfaatkan," paparnya lebih kanjut.
Pada saat itu tes itu bisa digunakan dalam pemeriksaan kesehatan rutin untuk deteksi dini. Tes tersebut akan lebih mudah, tidak terlalu invasif dan tidak terlalu mahal dibanding tes yang tersedia saat ini, seperti biopsi dan pemindaian.
Para pakar juga berharap tes napas, jika digunakan bersama alat pemindai CAT bisa membantu dokter membedakan antara tumor jinak dan ganas dengan cepat, sehingga pengobatan bisa dimulai lebih cepat.