Palu (ANTARA News) - Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu menemukan 50 unggas positif terkena flu burung selama Januari 2012.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu, Hasniwati, di Palu, Rabu, mengatakan semua unggas itu sebagian besar adalah ayam yang ditemukan mati mendadak.
Petugas telah memusnahkan unggas tersebut dengan cara dibakar dan kemudian ditimbun di dalam tanah.
Kasus flu burung pada unggas di Kota Palu terjadi hampir merata di empat kecamatan yang ada di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah ini.
Hasniwati mengatakan, warga Palu sudah memahami cara mengatasi dugaan kasus flu burung jika terdapat unggas yang mati mendadak.
"Kalau tidak mau mengambil resiko tertular flu burung segera lapor ke petugas setempat," ujar Hasniwati.
Pemerintah Kota Palu saat ini gencar melakukan sosialisasi tentang bahaya flu burung kepada masyarakat.
Sosialisasi itu bertujuan agar masyarakat tidak panik saat menemukan unggas mati mendadak dalam jumlah banyak, serta mencegahnya agar tidak menular kepada manusia.
Meski banyak ditemukan unggas terkena flu burung pada unggas namun berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Palu belum ditemukan adanya kasus flu burung yang menjangkiti manusia.
Beberapa waktu sebelumnya terdapat sejumlah warga Kecamatan Palu Barat menjadi pasien terduga flu burung karena mengalami demam tinggi dan memiliki riwayat kontak dengan ayam atau unggas.
Namun setelah diperiksa dan dirawat di rumah sakit, pasien tersebut dinyatakan negatif terkena flu burung.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu Emma Sukmawati mengatakan, untuk mencegah terinveksi virus H5N1 (penyebab flu burung) adalah mudah, yakni cukup dengan sering mencuci tangan dengan sabun.
Menurut dia, virus H5N1 mudah mati bila terkena air sabun atau terpapar suhu udara di atas 30 derajat celsius.
(R026)