Unikaja.com – Biasanya orang hanya menangis saat merasa sakit atau menahan emosi, baik karena sedih ataupun terharu. Namun akibat gangguan saraf, seseorang bisa menangis tiap kali buang air besar atau pipis meski sebenarnya tidak sedang kesakitan.
Seorang bocah perempuan usia 3 tahun di Inggris dilaporkan mengalami kondisi langka yang membuatnya selalu meneteskan air mata saat pipis dan buang air besar (BAB). Sama sekali tidak terasa sakit, namun air mata itu jatuh tanpa bisa dibendung.
Keluhan ini diketahui sejak November 2009, ketika usianya baru beberapa minggu. Tidak hanya mengucurkan air mata, ekspresi bocah yang tidak disebutkan namanya ini juga menjadi tampak kosong karena rahangnya tiba-tiba akan melemah sehingga mulutnya terbuka.
Bocah ini juga tidak pingsan, ia tetap sadar dan sedikitpun tidak mengeluhkan adanya rasa sakit di saluran kencing maupun pencernaannya. Hasil pemindaian di rumah sakit menunjukkan, ginjalnya sangat sehat dan matanya tidak sedang mengalami iritasi.
Hasil penelusuran para ahli menunjukkan, kasus serupa pernah dilaporkan di jurnal ilmiah pada tahun 1932 dan sejak saat itu belum ada kasus lain yang tercatat. Ketika itu seorang mahasiswa kedokteran juga mengeluarkan air mata secara berlebihan setiap kali pipis dan buang air besar.
Ketika itu si mahasiswa hanya diobati dengan atropin, sejenis obat saraf yang bisa menurunkan produksi air mata. Obat ini juga dipakai untuk melebarkan pupil mata pada beberapa penyakit mata yang dipicu oleh adanya gangguan pada sistem saraf.
Menurut para ahli, penjelasan dari kasus ini kurang lebih sama seperti ungkapan ‘air mata buaya‘. Ungkapan ini ditujukan pada orang yang pandai bersandiwara, bisa menangis tersedu-sedu dan mengucurkan air mata meski sebenarnya hatinya tertawa-tawa.
Namun dalam kasus ini, air mata keluar di luar kehendak karena ada kelainan saraf yang pusatnya berada di satu lokasi dengan pengaturan sistem defekasi (BAB) dan urinasi (pipis). Dikutip dari MSNBC, Selasa (14/2/2012), bagaimanapun mekanisme ini masih belum menjelaskan mengapa rahang bocah Inggris itu turun dan ekspresinya menjadi tampak kosong.