KOMPAS.com - Rasa cemas adalah reaksi emosional yang wajar, seperti halnya sedih atau gembira. Tetapi jangan biarkan kecemasan menguasai hidup Anda. Selain bisa mengurangi kebahagiaan, cemas berlebihan juga akan membuat penuaan lebih cepat datang.
Hal tersebut dibuktikan secara ilmiah. Mereka melakukan analisa sampel darah yang diambil dari 5.243 perawat berusia paruh baya. Mereka menemukan bahwa wanita yang memiliki "kecemasan fobia" pada level tertinggi, secara signifikan memiliki telomere lebih pendek.
Telomere adalah sekuens DNA yang terdapat pada ujung kromosom yang menjaga DNA dari penguraian. Memendek atau rusaknya telemore dibatasi dari seberapa banyak sel bisa membelah. Telomeres yang lebih pendek dianggap sebagai tanda penuaan dipercepat.
Dalam kajiannya, para peneliti di Boston Brigham and Women Hospital menemukan, tingginya level "kecemasan fobia" - keadaan di mana seseorang takut akan ruang tertutup, ketinggian, dan keramaian - secara bermakna dikaitkan dengan telomere yang lebih pendek.
"Banyak orang bertanya-tanya tentang apa dan bagaimana stres dapat membuat kita lebih cepat tua," kata peneliti studi, Olivia Okereke.
Hasil penelitian yang sedang berkembang saat ini menunjukkan bahwa tekanan mental dan gangguan suasana hati (mood) dapat menempatkan orang-orang menuju ke arah penuaan dini. "Jadi, penelitian ini menunjukkan hubungan antara bentuk umum dari stres psikologis - kecemasan fobia - dan mekanisme yang masuk akal untuk penuaan dini," kata Okereke.
Dalam risetnya, peneliti mengukur gejala fobia dengan menggunakan kuesioner yang disebut Crown-Crisp index of phobic anxiety. Pertanyaan kuesioner tersebut mencakup: Apakah Anda memiliki ketakutan yang tidak masuk akal di ruang tertutup seperti toko, lift, dll, tidak pernah, kadang-kadang atau sering? Apakah Anda takut ketinggian? Apakah Anda merasa panik di keramaian? Apakah Anda khawatir mendapat beberapa penyakit yang tak tersembuhkan?
Sebelumnya, peneliti sudah melakukan pemeriksaan terkait tekanan darah tinggi, penyakit jantung, penyakit kardiovaskular dan kondisi medis lainnya. Perlu diingat bahwa penelitian ini tidak membuktikan sebab-akibat, melainkan hanya sebuah asosiasi.
Perempuan yang masuk dalam kategori fobia tertinggi umumnya kurang sehat ketimbang yang tingkat fobianya rendah. Bahkan mereka juga lebih mungkin untuk merokok, memiliki indeks massa tubuh lebih tinggi dan kurang aktif secara fisik.
Para perawat yang terlibat dalam riset ini berasal ras kulit putih dan Eropa, sehingga asosiasi ini mungkin tidak berlaku untuk wanita dari etnis lain atau laki-laki. "Namun demikian, hubungan biologis dasar antara kecemasan dan panjang telomer kemungkinan besar dimiliki oleh semua manusia," kata peneliti.