KOMPAS.com - Di usia batita, perkembangan bahasa anak cukup pesat. Saat batita di bawah usia 2,5, kata-kata yang dilontarkan masih sangat terbatas, kurang lebih 2-3 kata. Pengucapannya pun masih sulit dipahami. Bahkan pada tahun pertamanya, batita lebih sering mengulang kata-kata yang baru diketahui. Di usia awal batita ini, anak juga hanya mampu mengikuti kalimat perintah sederhana.
Adakalanya batita salah ucap kata atau menyebutkan kosakata. Bahkan sangat mungkin pula melakukan kesalahan dalam memahami makna suatu kalimat. Ini bisa jadi terjadi sesekali saja atau bahkan berturut-turut dan berulang.
Ketika batita berulang kali melakukan kesalahan dalam berbahasa, sebaiknya orangtua mampu bersikap bijaksana. Jangan sekalipun memarahi atau bahkan meledeki karena akan memengaruhi rasa percaya diri, juga dapat menghambat keinginannya untuk mengembangkan keterampilan berbahasa.
Daripada memarahi, mengapa tidak mengoreksi ucapannya. Bantu mengucapkan kata yang betul dan minta anak mengulanginya lagi. Agar mudah, eja lah, misal, "Ini..piii...sang." Bila anak menolak, biarkan. Jangan paksa anak untuk bisa mengulangi kata itu dengan tepat.
Begitu juga bila pengucapannya kurang jelas, jangan dipaksakan untuk mengulanginya, setidaknya anak sudah merekam pengucapan yang betul tersebut dalam memorinya. Jangan lupa memberikan apresiasi kepada anak yang mau berusaha mengulangi sebuah kata dengan pengucapan yang lebih tepat, meski kita mengetahui bahwa pengucapan itu belum sepenuhnya tepat.
Satu hal yang patut diingat oleh orangtua, hindari memfokuskan perhatian pada kesalahan berbicara anak, lebih baik berikan banyak stimulasi untuk mengembangkan bahasanya, karena itulah cara yang paling baik untuk mendorong kemajuannya.
(Tabloid Nakita/Utami Sri Rahayu)
Editor :
wawa