JAKARTA, KOMPAS.com - Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang menyerang salah satu bagian atau lebih saluran napas, diketahui sebagai salah satu penyakit pembunuh anak usia di bawah lima tahun. Menurut riset kesehatan dasar (Riskesdas), tahun 2007-2011 sekitar 18 Juta penduduk dilaporkan memiliki prevalensi penyakit ini.
ISPA bisa menimpa semua kelompok umur karena faktor polusi udara dalam ruangan, polusi luar ruangan, peningkatan suhu bumi dan kelembaban. Penyakit ini ditandai dengan batuk-batuk, kesulitan bernapas yang berujung pada kematian.
"ISPA itu bahaya apalagi kalau sudah pneumonia sangat sulit ditolong. Masalahnya penyakit ini tidak dianggap serius dan cenderung diabaikan masyarakat," kata Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, HM.Subuh saat acara diskusi di Jakarta, Jumat (21/9/2012).
Pada anak, penyakit ini sangatlah rentan apalagi dengan perubahan iklim yang terjadi. ISPA akan menyerang anak pada bagian alvioli mengakibatkan mereka panas tinggi, batuk-batuk, dan sulit bernapas. Menurut Subuh, penyakit ini akan terus menjadi tren sampai 30 tahun ke depan.
"Jangan sampai penyakit ini diabaikan. Masyarakat perlu melakukan pencegahan dengan berprilaku hidup bersih dan sehat, menjaga lingkungan, melindungi diri, dan jangan pernah menggangap enteng penyakit ini," ungkapnya.