TANYA :
Dok, saya seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Malang. Saya mempunyai masalah dengan gigi, kedua sisi gigi geraham saya suka sakit kalau ada rangsangan dingin atau panas dari makanan. Tidak hanya itu, ketika saya membuka mulutpun dan tertiup angin rasanya sakit, ngilu gitu dok, sampai karena tidak tahan akhirnya ada salah satu gigi geraham yang saya cabut karena sakit yang berlebihan setiap makan. Saya sudah mengganti sikat gigi dan pasta gigi, sudah agak berkurang tapi rangsangan dari luar cukup mengganggu saya. Apa yang sebaiknya saya lakukan dengan masalah saya ini, agar gigi saya tidak sesensitif ini? Terimakasih dok...
(Mirfa J, 20, Malang)
JAWAB :
Hai Mirfa,
Jika kondisi gigi geraham anda memang utuh, tidak ada yang berlubang, tetapi sangat sensitif terhadap rangsangan dari luar mulut, sepertinya anda memang mengalami gigi yang hipersensitif.
Sekilas mengenai gigi hipersensitif atau di dalam dunia kedokteran gigi lebih tepat disebut Dentin Hipersensitif (DH), yaitu suatu respon yang tidak normal dari dentin gigi yang masih vital terhadap berbagai rangsangan, seperti panas, dingin, sentuhan, bahan kimia, dan rangsangan osmotik dari defek gigi atau patologis. Kondisi DH dapat terjadi pada semua usia, baik pria maupun wanita. Rasa yang timbul pada kondisi DH adalah nyeri yang tajam, durasinya singkat, dan terlokalisasi.
Salah satu teori mengenai proses terjadinya DH adalah teori hidrodinamik oleh Brannstrom, yaitu nyeri ditransmisikan oleh pergerakan cairan yang cepat di dalam tubulus (saluran-saluran) dentin. Oleh karena tubulus mengandung ujung saraf mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan) di dekat ruang saraf dan pembuluh darah gigi, gerakan cairan yang sedikit saja dalam tubulus akibat pemotongan, pengeringan, perubahan tekanan, pergerakan osmotik, atau perubahan temperatur pada dentin, akan menyebabkan transmisi nyeri. Sehingga timbul rasa sensitif pada gigi.
Faktor-faktor penyebab terjadinya Dentin Hipersensitif, antara lain:
1. Abrasi pada leher gigi, yaitu dentin pada leher gigi menjadi tipis akibat teknik menyikat gigi yang tidak tepat dan terlalu keras.
2. Abfraksi pada leher gigi, yaitu ketika fleksibilitas gigi menjadi hilang akibat kebiasaan parafungsional (misalnya mengerot-ngerot gigi, menggigit pulpen, dll), dan ketidakseimbangan antara gigitan rahang atas dan rahang bawah.
3. Erosi gigi, akibat kondisi asam pada rongga mulut yang berasal dari penyakit bulimia nervosa dan gastroesophageal reflux.
4. Pertautan antara email gigi dan sementum gigi yang kurang sempurna.
5. Prosedur pengeburan gigi yang berlebihan dan terlalu panas.
6. Prosedur aplikasi asam yang berlebihan pada saat penambalan gigi.
Berbagai cara untuk mengatasi Dentin Hipersensitif, antara lain:
1. Menggunakan agen pengurang rasa sensitif pada gigi, misalnya pasta gigi untuk gigi sensitif, gel dan varnish pelindung gigi, serta tooth mousse (aplikasi gel, varnish dan tooth mousse dapat dilakukan oleh Dokter Gigi langganan anda). Semua agen ini bekerja dengan cara memberikan lapisan baru bagi dentin gigi anda melalui proses pengembalian mineral-mineral gigi yang hilang, sehingga mengurangi rasa sensitif pada gigi.
2. Memperbaiki hubungan gigitan rahang atas dengan rahang bawah (occlusal adjustment). Hal ini dapat dilakukan oleh Dokter Gigi langganan anda.
3. Menggunakan perawatan Laser, yang bekerja langsung pada transmisi saraf gigi melalui proses depolarisasi, sehingga mencegah difusi nyeri. Namun perawatan ini masih terus berkembang, dan di Indonesia belum terlalu populer.
Tentu saja, setelah semua hal dilakukan untuk mengatasi Dentin Hipersensitif, anda juga harus mencegah supaya gigi anda tidak sensitif lagi dengan cara memperbaiki teknik menyikat gigi anda, menghilangkan kebiasaan parafungsional jika anda memilikinya, serta menjaga kesehatan jiwa dan raga anda supaya terhindar dari gastroesophageal reflux dan bulimia nervosa.
Demikian Mirfa, semoga penjelasan saya ini dapat membantu anda.
Salam gigi sehat.