Dampingi Pasangan untuk Menjadi Ayah

Relationship - Kompas Female
http://4skripsi.blogspot.com/
Dampingi Pasangan untuk Menjadi Ayah
Oct 11th 2012, 12:37

KOMPAS.com - Mencari tahu  bagaimana cara menjadi seorang ayah adalah saat-saat yang dapat mengubah arah kehidupan.  Namun seiring dengan kegembiraan, seorang  calon ayah mungkin merasa gentar. Jadi bagaimana Anda bisa mempersiapkan calon ayah akan kedatangan bayi?

Pikirkan soal bayi
Selama kehamilan, cobalah libatkan suami untuk memikirkan tentang kesehatan bayi  dan mendukung perubahan gaya hidup Ibu yang tepat dengan kebutuhan. Menghadiri kelas antenatal dengan pasangan. Ini  akan memberi gambaran tentang apa yang akan terjadi dan bagaimana mengatasi hal-hal sepanjang kehamilan. Pasangan akan mendapat wacana mengenai hal-hal yang sebelumnya belum dilakukan. Misal, berhenti merokok itu sangat penting, salah satunya  karena merokok pasif tidak baik bagi  janin, atau mengingatkan Anda untuk menghindari lingkungan merokok dan menjaga pola makan sehat.

Belinda Phipps, chief executive dari National Childbirth Trust, menambahkan, "Kadang-kadang orang-orang  tidak menyadari betapa melelahkan selama ibu hamil. Sesekali mereka perlu bersenang-senang bersama pasangan seperti pergi ke klub."

Mengatasi kelahiran
Ketika menjelang kelahiran, kebanyakan pria menjadi ingin  terlibat. Sayangnya, tak sedikit pria yang ikut gelisah  dan panik. Ternyata  bukan hanya ibu yang merasa kesulitan menghadapi proses kelahiran.

Belinda mengungkapkan, "Para ayah sering menyebut  elahiran sebagai pengalaman terburuk  sekaligus  yang terbaik dalam hidup mereka. Kebanyakan para ayah mengatakan mereka tidak akan melewatkannya, tapi beberapa justru merasa trauma. "

Ya, setiap orang memang dapat merasakan momen kelahiran sebagai momen yang sangat mengharukan dalam hidup mereka. Ini adalah puncak dimana hidup pria akan berubah, sama halnya dengan wanita. Tetapi sesungguhnya, kelahiran membawa lebih banyak pencerahan bagi seorang pria ketimbang wanita.

Terjebak
Setelah kelahiran, coba terjunkan pasangan sebanyak dan secepat mungkin. Di negara seperti Inggris, pemerintah telah memperkenalkan "cuti ayah", yang memberi kesempatan dua minggu bagi seorang ayah untuk ikut terlibat dalam perawatan anak.

Pria yang terlibat sejak sebelumnya akan semakin baik mengatasi peran ayah. Peran ibu dan ayah berada pada kurva belajar yang sangat curam setelah melahirkan, terutama dengan anak pertama.

Jika ayah belajar pada saat yang sama sebagai ibu, dia tidak akan menganggap dirinya sebagai orang tua sekunder, yang hanya menerima informasi istrinya.

Selain itu, depresi pasca melahirkan akan lebih rendah pada wanita ketika sang ayah terlibat. Proses  menyusui juga akan lebih berhasil ketika sang ayah mendukung. Peran ayah di minggu-minggu awal ini kemudian menjadi waktu yang sulit karena perlu mendukung seorang wanita melewati masalah-masalah pasca melahirkan.

Beberapa hal dapat dilakukan dalam beberapa minggu pertama, yakni melakukan tugas-tugas rumah tangga seperti: menyusui, mencuci, mengganti popok, menghibur anak, dan  mempelajari ritme bayi yang baru lahir. Seorang ayah harus terlibat dengan semua ini, sama halnya seorang ibu.

Perubahan peran
Ayah menemukan peran yang benar-benar berubah secara menyeluruh  setelah bayi lahir. Mereka bergerak dari  suatu kemitraan  ke posisi di mana mereka harus merawat dan mendukung istrinya agar dia bisa menyusui dan merawat  bayi.

"Tidak harus  seperti ini selamanya, jika suami tidak ingin. Tapi akan membantu jika dalam minggu-minggu awal sang ayah dapat melakukannya ketimbang tidak memiliki peran apapun. Ayah memiliki peran penting, tapi akan berbeda dengan yang mereka alami sebelumnya."

Telinga yang terbuka

Masalah utama bagi ayah baru adalah memiliki seseorang untuk diajak bicara tentang apa yang mereka alami.  Pria terutama menggunakan mitra mereka sebagai mentor, khususnya seputar masalah anak-anak dan orangtua. Karenanya, Anda bisa menjadi sangat terisolasi.

Anda berdua mungkin stres dan lelah. Wanita kadang tidak punya waktu menawarkan dukungan. Dan, pria  mungkin tidak memiliki banyak orang lain yang dapat diajak diskusi.

Jika pasangan memiliki  keluarga yang cukup terbuka dapat mendiskusikan masalah tersebut, doronglah si dia mendekat dengan keluarga. Beberapa pria senang berbicara dengan ayah atau ibunya untuk masalah-masalah tidak dapat dipecahkannya. Berbicara dengan keluarga akan mendatangkan beberapa tips yang baik tentang cara mengatasi masalah dengan bayi.

(Tabloid Nova/Laili/ dari berbagai sumber)

Editor :

Dini

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post