KOMPAS.com - Saat hamil, Anda diharuskan untuk menyantap aneka makanan yang bergizi untuk mendukung perkembangan bayi. Nah, ini sering diterjemahkan dengan makan bebas, dalam artian jumlahnya atau pun jenisnya. Padahal, tambahan makan ibu hamil termasuk ngemil ada aturannya.
Saat hamil, banyak bumil merasakan terus menerus lapar dan keinginan mengudap yang tak tertahankan. "Keinginan ini tidak boleh selalu dituruti karena bisa berpengaruh pada bobot tubuh setelah melahirkan," jelas ahli gizi klinis, Dr. Ida Gunawan, MS, SpGK dalam acara peluncuran camilan rendah kalori beberapa waktu lalu di Jakarta.
Ngemil saat hamil, sebenarnya sah-sah saja. Namun, ngemil yang berlebihan saat hamil akan membuat tubuh Anda membesar tanpa kontrol dan mengakibatkan obesitas saat hamil. Dikhawatirkan nanti, bobot tubuh akan membesar tanpa diiringi pertumbuhan bobot tubuh si bayi. Akibatnya, saat lahir bayi memiliki tubuh yang kecil dan Anda akan kesulitan untuk menurunkan bobot tubuh.
Sebaiknya lakukan diet sehat jika bobot tubuh saat hamil sudah mencapai 25 kg. Kalau tidak, Anda akan kesulitan mengembalikan ukuran tubuh ideal setelah melahirkan.
Untuk menjaga gula darah ibu hamil dan memberikan asupan makanan bagi bayi dibutuhkan camilan yang sehat, selain makan. Ida mengungkapkan, kebutuhan ngemil bumil bisa dikontrol dengan sesuai kebutuhan kalorinya dalam satu hari.
"Kebutuhan kalori dari camilan bumil ini tergantung dari usia kehamilan masing-masing. Usia kehamilan yang semakin besar membutuhan kalori camilannya lebih besar," tambahnya.
Pada trimester pertama (usia kehamilan 1-3 bulan pertama), maka bumil membutuhkan tambahan asupan kalori camilan sebesar 0-150 kkal (kilo kalori) dari kebutuhan kalori snack awal. Misalnya kebutuhan awal kalori snack Anda sebelum hamil adalah 168 kkal maka saat hamil trimester pertama kebutuhan snack Anda meningkat 0-150 kkal menjadi 318 kkal untuk sekali waktu ngemil dalam satu hari.
Kebutuhan tambahan kalori camilan ini akan meningkat di trimester kedua (3-6 bulan) dan ketiga (6-9 bulan), yang penambahannya mencapai 300 kkal. Setelah melahirkan dan menyusui, kebutuhannya juga akan berbeda lagi. Saat menyusui, Anda membutuhkan tambahan kalori berkisar antara 300-500 kkal. "Kalori yang dibutuhkan semakin banyak, karena kalori ini akan dibagi juga ke bayi melalui ASI," pungkasnya.
Editor :
Hesti Pratiwi