Kompas.com - Secara global jumlah orang yang terinfeksi tuberkulosis tahun lalu turun dari angka yang diprediksi organisasi kesehatan dunia (WHO). Namun WHO mengingatkan masih adanya penyebaran tuberkulosis (TB) yang kebal obat.
Dalam laporan terbarunya, WHO memperkirakan ada 8,7 juta kasus TB di tahun 2011, turun dari 8,8 juta pada tahun 2010. Jumlah angka kematian masih belum berubah sekitar 1,4 juta sehingga penyakit menular ini termasuk dalam penyebab kematian terbesar kedua setelah AIDS.
Meski begitu WHO menjelaskan bahwa angka tersebut bukanlah angka pasti karena untuk mendapatkan jumlah pasti kasus TB setiap tahunnya biayanya sangat mahal dan rumit.
Demikian juga dengan jumlah pasien yang masih kebal obat. TB resisten obat biasanya terjadi karena pasien tidak mendapat perawatan reguler dengan baik sehingga diperlukan biaya yang mahal dan punya efek samping fatal.
WHO memperkirakan hanya 1 dari 5 kasus TB resisten obat yang bisa diidentifikasi, ini berarti sisanya penyakit ini menyebar tanpa diobati.
Peta penyebaran TB di seluruh dunia menurut WHO:
- Eropa Timur dan Asia Tengah
Angka kasus TB resisten obat di wilayah ini paling tinggi di dunia. Kebanyakan penyakit menular dipicu oleh pengguna obat intravena dan sistem kesehatan yang buruk sehingga penyakit tidak dikenali sejak awal.
- India dan Cina
Dua negara ini memiliki angka kasus TB hampir 40 persen dari angka global. Jumlah kasus TB resisten obat juga terus meningkat meski kedua negara itu mengklaim telah mengobati sekitar 90 persen pasien TB di negaranya. Tahun lalu India melaporkan beberapa kasus TB resisten obat yang tidak bisa disembuhkan sama sekali.
- Afrika
Sekitar 25 persen kasus TB dunia ada di Afrika dengang angka kematian tertinggi di dunia. Epidemi HIV juga menyebabkan penyebaran TB lebih cepat. Pasien dengan HIV lebih rentan tertular karena sistem imun tubuh mereka rendah. Setidaknya dua pertiga pasien HIV juga terinfeksi TB dan sekitar seperempat kematian orang dengan HIV disebabkan oleh TB.
- Amerika, Timur Tengah, dan Eropa Barat
Meski jumlah kasus TB di wilayah ini sangat rendah tetapi di beberapa kota, misalnya London, terjadi peningkatan karena sering dikunjungi orang dari berbagai negara. Bakteri menyebar dengan mudah lewat udara dan seseorang hanya perlu menghirup beberapa jenis bakteri untuk tertular TB.