KOMPAS.com - Rumah mode Prada, yang didirikan pada 1913 oleh Mario Prada dan saudara lelakinya, Martino, merupakan salah satu brand mewah yang produknya tersebar di 70 negara. Majalah Forbes mengestimasi kekayaan Prada sekitar Rp 6,8 trilyun.
Namun siapa sangka, Miuccia Prada (63), putri kedua Luisa Prada, yang kini memimpin bisnis ini, ternyata awalnya sama sekali tak berniat menjadi perancang mode. Malahan, ia menganggap perancang mode bukanlah profesi yang membanggakan.
"Menginginkan menjadi desainer fashion betul-betul hal terburuk yang bisa terjadi padaku. Menurutku profesi ini konyol dan konservatif," papar Miuccia, yang mengaku awalnya tidak tertarik mengamati cara orang berbusana, dan berharap menemukan pekerjaan di bidang lain.
Ia justru sangat menyukai politik, dan meraih gelar PhD di bidang ilmu politik dari Milan University. Ia kerap terlibat dalam isu-isu sosial, seperti memperjuangkan hak-hak kaum perempuan pada tahun '70-an.
Namun pada akhirnya ia memang tak bisa mengelak dari "akarnya". Latar belakangnya sebagai cucu pemilik rumah mode ini mengharuskannya untuk selalu inovatif dan orisinal sejak masih kanak-kanak. Kelak, hal ini juga memberikannya selera akan hal-hal yang berkualitas dan insting yang kuat di dunia fashion.
"Aku harus selalu menjadi yang pertama untuk mempunyai ide. Obsesi yang sama masih mendorongku dalam pekerjaanku sekarang ini, untuk tidak melakukan hal-hal seperti yang dilakukan orang lain. Itu menjadi rangkaian yang terus-menerus dalam hidupku," jelas ibu dua anak ini.
Baru pada tahun 1977 ia memutuskan bergabung dalam bisnis keluarganya yang berspesialisasi dalam produk-produk kulit seperti tas dan sepatu. Dalam suatu pameran perdagangan di Milan tahun tersebut, ia bertemu dengan supplier-nya, seorang pembuat tas dari Tuscany yang ceria dan penuh semangat, Patrizio Bertelli. Setahun kemudian, mereka menikah.
Miuccia dan Patrizio menjadi partner yang kompak dalam mengembangkan bisnis Prada. Miuccia bertindak sebagai senimannya, sedangkan Patrizio adalah manager-nya. Meski berstatus suami, Patrizio bekerja sangat profesional. Hubungan mereka yang terkesan kaku kadang membuat orang di sekitar mereka khawatir.
"Melelahkan juga bekerja bersamanya, tapi aku mengagumi dan menghargainya. Selalu ada perang di antara kami setiap menitnya," aku Miuccia, yang memiliki dua anak dari pernikahannya dari Patrizio.
Namun bersama Patrizio, Prada berkembang menjadi kerajaan garmen (terdiri atas koleksi busana pria, wanita, parfum, dan aksesori), juga seni dan arsitektur, serta yayasan yang menjadi induk dari seniman-seniman kontemporer, memproduksi film dan menggelar berbagai konferensi.
Ciri khas rancangan Prada mencerminkan siapa Miuccia. Minimalis, bersahaja, tak bisa ditebak, dan tak pernah menuruti kebiasaan. "Ketika aku mendesain dan bertanya-tanya mengenai poin yang ingin aku sampaikan, aku memikirkan seseorang yang sedang terpuruk dalam hidupnya. Mungkin mereka sedih, dan mereka terbangun, lalu mengenakan sesuatu dari karyaku, dan itu membuat perasaan mereka lebih baik. Dalam hal itu, fashion bisa membantu kehidupan seseorang, meski sedikit saja," katanya.
Sumber: The Guardian
Editor :
Dini