KOMPAS.com - Konsumsi obat HIV ternyata juga dapat mengurangi risiko kekambuhan malaria, demikian hasil riset terbaru yang dimuat dalam New England Journal of Medicine, berdasarkan hasil pengobatan pada anak-anak pengidap HIV yang juga sedang menjalani perawatan malaria.
Penelitian yang digagas U.S. National Institute of Child Health and Human Development ini melibatkan lebih dari 170 bayi penderita HIV dan anak-anak sampai 6 tahun di Uganda yang menerima obat anti malaria dan pengobatan HIV. Dengan menjalani dua mengobatan sekaligus, tercipta suatu kombinasi positif dari inhibitor protease jenis lopinavir dan ritonavir sebagai obat HIV dengan kelas obat yang disebut non- nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI) sebagai obat malaria. Kombinasi keduanya lebih baik dalam mengobati malaria.
Riset menunjukkan risiko terkena penyakit malaria dalam enam bulan pengobatan HIV tetap dia atas 40 persen meskipun telah menggunakan obat malaria maupun langkah pencegahan lainnya seperti pemakaian kelambu. Risiko terkena malaria dalam enam bulan pertama juga sama, baik pada anak yang menggunakan NNRTI atau inhibitor protease.
Namun pada anak-anak yang tela mengidap malaria, penggunaan obat-obatan HIV membuat risiko kekembuhan malaria menjadi relatif berkurang. Penyakit malaria merupakan penyakit yang bisa kambuh ketika daya tahan tubuh sedang lemah.
Menurut data penelitian, risiko malaria untuk kambuh bagi seseorang yang mengonsumsi NNRTI adalah sebanyak 41 persen dalam kurun 28 hari, sedangkan bagi yang mengonsumsi inhibitor protease hanya mencapai 14 persen.
Sedangkan setelah 63 hari, risiko kekambuhan malaria mencapai 54 persen bagi anak yang mengonsumsi NNRTI, sedangkan bagi yang mengonsumsi inhibitor protease hanya 28 persen. Peneliti menyatakan, kadar obat anti malaria dalam darah anak-anak yang mengonsumsi inhibitor protease lebih tinggi dibandingkan mereka yang hanya mengonsumsi NNRTI.
"Ada kemungkinan bahwa inhibitor protease mencegah efek obat anti-malaria terhenti atau memiliki beberapa efek aditif lainnya terhadap parasit malaria," ujar Dr. Lynne Mofenson Direktur Penanganan AIDS khusus untuk Anak-anak, Remaja dan Ibu Hamil di NICHD.
"Studi laboratorium juga menunjukkan bahwa inhibitor protease dapat memblokir parasit malaria langsung. Kami masih mencari tahu efektivitas kombinasi obat ini," tambahnya.