Kompas.com - Setelah beberapa waktu berhasil menurunkan berat badan lewat diet mengurangi kalori, biasanya kita merasa boleh memberi hadiah atas usaha yang sudah dilakukan. Penghargaan yang kita anggap layak adalah menambah sedikit-sedikit makanan atau membebaskan diri untuk bebas makan apa saja di akhir minggu padahal hal itu justru akan menggagalkan usaha diet yang telah dijalani.
Meski sebenarnya tahu kalau sikap tidak disiplin itu bisa menyebabkan masalah tetapi kita cenderung mengabaikannya. Porsi makanan yang sedikit dan dimakan dengan rasa bersalah inilah yang membuat rasanya semakin enak dan membuat kita sulit berhenti. Ternyata ilmu pengetahuan juga membenarkan hal ini.
Sebuah penelitian dari Northwestern University menujukkan, orang yang memiliki rasa bersalah saat makan dapat merasakan makanan lebih nikmat daripada mereka yang tidak memilikinya. Orang kebanyakan tidak sadar dengan proses ini.
Penelitian tersebut terdiri dari beberapa percobaan berbeda. Pertama, sebanyak 40 orang dibagi menjadi dua kelompok. Keduanya diperlihatkan enam sampul majalah. Kelompok pertama melihat majalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kelompok lainnya tidak sama sekali. Kemudian 40 orang tadi diberi cokelat untuk "studi rasa". Grup yang sebelumnya membaca tentang kesehatan, dan diasumsikan memiliki rasa bersalah untuk memanjakan diri dilaporkan merasakan cokelat lebih enak daripada grup lainnya.
Tes kedua yaitu dengan menanyai 108 mahasiswa yang dibagi menjadi tiga kelompok untuk mendeskripsikan pengalaman dalam beberapa kalimat. Kelompok pertama ditanya tentang pengalaman yang membuatnya merasa bersalah, kedua yang membuat merasa jijik, dan ketiga ditanya secara acak. Kemudian ketiganya diberi cokelat. Terbukti kelompok pertama mengatakan rasanya paling enak.
Ketua penelitian ini, Kelly Goldsmith, mengatakan penelitiannya dapat berarti penting bagi kampanye kesehatan masyarakat. Sebagai contoh, kampanye untuk menghentikan merokok. Kampanye tentang bahaya merokok justru malah akan meningkatkan rasa bersalah perokok. Hal ini menjadikan rokok semakin nikmat rasanya dan membuat perokok semakin sulit berhenti.
Penelitian membuktikan bahwa perasaan bersalah bukannya emosi yang tidak perlu, melainkan hanya perasaan tidak menguntungkan. Sehingga cukuplah memakan sepotong kue namun jangan merasa bersalah, jika tidak maka kemungkinan Anda akan memakan seluruh bagian kue itu. (C36-12)