KOMPAS.com - Nicky Astria menjadi bagian dari fenomena penyanyi cewek dalam industri musik era 1980-an. Saat itu ia disebut-sebut sebagai "lady rocker". Sesuai citra yang dilekatkan pada dirinya, Nicky dulu suka mengenakan pakaian serba hitam, ketat, dan sepatu boot.
Bagaimana Nicky sekarang?
"Kalau didongkrak menjadi 100 persen baru, malah keliahatan aneh. Tapi, kalau image dibuat seperti dulu, orang akan bilang itu jadul. Jadi, saya ingin dilihat seperti Nicky apa adanya saja," kata perempuan bernama lengkap Nastitie Karya Dewi (45) ini.
Seusai berlatih di sebuah studio musik di bilangan Jalan Radio Dalam, Jakarta Selatan, Kamis (13/12/2012) siang, Nicky mengenakan sweater gombrong warna abu-abu dan legging hitam dan sedang menunggu pesanan bakso tahu. Sambil menunggu pesanan datang, Nicky makan singkong goreng yang dibawa Rere, drummer The Bangors, band yang kini menyertainya.
Nicky menerima realitas. Ia tidak melakukan pengingkaran atas keberadaannya. Ia tidak menciptakan citra palsu atas dirinya. Apa yang dinyanyikan Nicky pada album barunya, Retrospective, adalah bentuk kejujuran seorang penyanyi. Lagunya memang sebagian besar berupa lagu lama, tetapi cara Nicky bernyanyi adalah cara seorang Nicky hari ini. Masih tetap ada unsur rock yang serak, masih ada jeritan dan teriakan khas Nicky. Namun, juga ada kelembutan, desahnya yang feminin.
Bagi Nicky, kata kunci utama penampilan sebagai penyanyi adalah pada urusan suara. Bernyanyi diakuinya ia lakukan dengan segenap hati, perasaan, dan dengan sikap sukacita. "Saya menyanyi dengan niat tulus. Mudah-mudahan ketulusan saya itu dirasakan oleh orang-orang, tanpa melihat fisik saya harus seperti J-Lo ha-ha...."
Kini, dalam urusan busana dan berdandan, Nicky ditangani seorang penata gaya. Tugas mereka memantas penampilan sesuai usia, bukan memalsukan karakter. "Misalnya, saya ingin seperti Agnes Monica, kan, ya, enggak pantas lagi saya begitu. Gaya nyanyi saya juga enggak lagi loncat-loncat kiri kanan ha-ha...," katanya memberi contoh pencitraan yang tidak benar.
"Saya sekarang lebih rileks. Meski lagu ingar-bingar, saya fokus pada vokal," ujar Nicky, yang sempat vakum menyanyi selama 8 tahun.
Atiek CB dan Vina
Nicky memang suka apa adanya, natural, dan polos. Ketika memasuki industri musik, Nicky menolak didandani. Emoh ditangani desainer baju. Tidak mau pakai sepatu berhak tinggi. Suatu kali, ia harus tampil di konser Chrisye dan sesuai skenario pergelaran ia harus mengenakan ball gown, gaun panjang yang ketat di atas, mengembang pada bagian pinggang ke bawah.
"Saya sampai harus berantem karena saya enggak mau pake ball gown. Saya juga harus pake high heel dan saya enggak mau. Akhirnya saya tampil nyeker ha-ha...." kenang ibu dari empat anak yang bersapaan Obit (19), Oneal (14), Olli (12), dan Oika (5).
Yang akhirnya membuka mata Nicky agar mau melek dunia panggung hiburan adalah sahabatnya, penyanyi Atiek CB. Dari Atiek, Nicky belajar bahwa fashion itu bagian dari dunia hiburan. Nicky yang susah diatur dalam urusan penampilan itu manut saja pada petunjuk Atiek CB. "Saya pernah diminta berbaju merah. Hah, no way! Itu warna yang paling saya benci dan saya tidak punya. Tapi dia bilang, pake punya gue," dan Nicky untuk pertama kalinya mengenakan gaun merah.
Selain Atiek CB, Nicky juga diberi pelajaran oleh Si Burung Camar, Vina Panduwinata. Dialah yang pertama kali memoles bibir Nicky dengan pemerah bibir. "Mama Ina kasih lipstik merah merek Chanel. Kamu harus pake lipstik sejak sekarang," kata Nicky menirukan ucapan Vina yang ia sebut Mama Ina.
Mungkin itulah era Nicky ketika ia "baru kenal dunia". Nicky telah kembali ke panggung hiburan sebagai Nicky yang makin matang dan dewasa. Ia tidak terjebak dalam mitos bintang. Sehari-hari ia tampil kasual, dengan t-shirt dan jeans. "Saya ini ibu rumah tangga. Tadi sebelum ke sini (latihan), saya belanja bulanan, beli susu, dan macem-macem."
Nicky lalu masuk studio dan bernyanyi lantang, "Bias sinar, dapatkah kau datang kembali lagi...."
(Frans Sartono)
Sumber: Kompas Cetak
Editor :
Dini