KOMPAS.com - Para ilmuwan yang mempelajari gangguan pendengaran mengatakan mereka menemukan potensi pengobatan tuli yang terjadi akibat terpapar suara bising.
Para peneliti Amerika Serikat -dalam temuan yang diterbitkan dalam jurnal Neuron- mengatakan mereka mengembangkan obat yang dapat menstimulasi regenerasi sel bulu sensor pada tikus.
Walaupun langkah itu masih pada tahap awal, para ilmuwan menyebut temuan tersebut merupakan langkah maju yang dapat membuka jalan menangani masalah pendengaran akut pada manusia.
Gangguan pendengaran seperti ini biasanya terjadi pada para pemusik rock dan juga DJ dan sebelumnya dianggap tidak bisa diobati. Masalah ini terjadi pada sekitar 250 juta orang di seluruh dunia.
Dalam penelitian terhadap tikus, para ilmuwan berhasil memulihkan pendengaran binatang itu akibat suara bising.
Mekanisme pendekatan sama
Bulu sensor pada telinga -yang menyampaikan pesan ke otak- merupakan hal penting dalam pendengaran. Tanpa bulu sensor, proses pendengaran terganggu karena tidak ada sinyal yang diterima otak.
Ketua tim peneliti Dr Albert Edge dari Fakultas Kedokteran Universitas Harvard, Amerika Serikat mengatakan, "Kami menemukan bahwa bulu sensor dapat tumbuh kembali melalui sel di seputar selaput telinga."
"Pendekatan seperti ini dapat membuka jalan pengobatan seseorang yang mengalami gangguan pendengaran karena mekanisme pendengaran ini sama seperti banyak pasien," kata Dr Edge.
"Matinya atau rusaknya bulu sensor inilah yang menyebabkan gangguan. Jadi, tergantung dari tingkat gangguan pendengaran, pengobatan yang bisa dilakukan tentu akan berbeda," tambahnya.