Kompas.com - Nyeri kronis yang diderita setelah melahirkan adalah penyakit langka. Nyeri ini terjadi akibat trauma atau pembedahan yang dilakukan selama proses melahirkan. Dua studi baru mencoba menganalisa mekanismenya dan mencari cara mengobatinya. Dan ternyata jawabannya sederhana, yakni oksitosin alias hormon cinta.
Dalam studi pertama para peneliti mewawancarai lebih dari 1.200 orang wanita setelah 36 jam waktu mereka melahirkan. Hanya 1,8 persen yang masih menderita nyeri usai melahirkan setelah 6 bulan berikutnya, dan hanya 0,3 persen setelah 1 tahun berikutnya. Demikian hasil dari studi yang dimuat dalam jurnal Anesthesiology edisi Januari ini.
"Studi ini menunjukkan adanya mekanisme perlindungan yang aktif selama waktu habis melahirkan untuk mencegah adanya nyeri kronis dan cidera fisik," ujar James Eisenach, professor anestesi obstetri and ginekologi dari Wake Forest Baptist Medical Center di Winston-Salem, New York, Amerika Serikat dalam sebuah rilis dari American Society of Anesthesiologists.
"Dalam studi laboratorium yang menyertainya, kami menganalisis sumber mekanisme perlindungan alami ini dengan harapan selanjutnya mungkin dapat dikembangkan pengobatan untuk mencegah nyeri kronis berkepanjangan setelah melahirkan. Mirip dengan vaksin untuk mencegah penyakit menular," lanjutnya.
Para peneliti melakukan percobaan di laboratorium pada tikus uji. Hasilnya menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi oksitosin, yang disebut "hormon cinta," di otak dan sumsum tulang belakang setelah ibu melahirkanlah yang melindungi dari rasa sakit kronis berkepanjangan.
Meskipun demikian para ahli mencatat, bahwa hasil dari penelitian hewan yang masih skala laboratorium tidak selalu dapat menggambarkan keadaan pada manusia. "Oksitosin dalam otak dianggap penting untuk ikatan batin antara ibu dan bayi yang juga melibatkan kepercayaan, cinta dan keterlibatan sosial," kata Eisenach.
Cynthia Wong, dari Northwestern University di Chicago mengatakan, "kedua studi memberikan informasi baru yang penting untuk memahami perkembangan nyeri kronis setelah melahirkan." Ia juga menambahkan, "memahami apa dan bagaimana kehamilan juga memiliki mekanisme tersendiri dalam melindungi rasa nyeri kronis ataupun trauma usai melahirkan tidak hanya penting untuk perempuan yang melahirkan dan anak-anak mereka, tetapi juga dapat menjadi dasar pengembangan terapi untuk pencegahan dan pengobatan terjadi nyeri kronis usai melahirkan di masa depan."