Kompas.com - Aktivitas fisik sederhana seperti berjalan yang dilakukan setidaknya setidaknya tiga jam per minggu sudah dapat membantu perempuan untuk mengurangi risiko terkena stroke. Demikian menurut studi baru di Amerika Serikat.
"Pesan untuk masyarakat umum tetap sama, yaitu banyak melakukan aktivitas fisik itu baik untuk kesehatan Anda," kata penulis utama studi José María Huerta dari Murcia Regional Health Authority di Spanyol pada Reuters Health.
Sebuah studi baru-baru ini telah menunjukkan bahwa orang berusia muda saat ini lebih mungkin untuk menderita dari stroke daripada beberapa tahun terakhir. Antara tahun 1993 dan 2005 saja, kasus stroke di Amerika Serikat dua kali lipat terjadi pada orang yang berusia kurang dari 50 tahun.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, setiap 40 detik bertambah satu orang yang menderita stroke dan setiap 4 menit satu orang AS meninggal karena stroke. Penelitian ini melibatkan total 13.576 orang pria dan 19.416 orang wanita berusia 29-69 tahun yang merupakan bagian dari European Prospective Investigation into Cancer dan Nutrition cohort di Spanyol.
Peserta mengisi kuesioner tentang jumlah jam yang mereka habiskan untuk kegiatan fisik. Para peneliti menemukan hubungan terbalik antara aktivitas fisik dan masalah kardiovaskular pada wanita, tapi tidak pada pria.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Stroke ini menunjukkan bahwa wanita yang berjalan dengan rata-rata waktu 3,5 jam atau lebih setiap minggunya memiliki risiko yang lebih rendah untuk terkena stroke. Para peneliti pun memberikan rekomendasi untuk paling tidak melakukan aktivitas fisik dengan intensitas moderat selama 150 menit per minggu.
Stroke terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu atau ketika pembuluh darah di otak pecah, sehingga darah keluar ke dalam ruangan di otak sehingga mengganggu kerja sel-sel otak. Rasa pusing dan mati rasa tiba-tiba pun terjadi terutama pada satu sisi tubuh, serta kehilangan keseimbangan adalah gejala umum dari stroke.
Penelitian sebelumnya yang juga diterbitkan dalam jurnal Stroke menyatakan bahwa menurunkan asupan natrium dapat membantu dalam mengurangi risiko stroke. Studi lain menemukan bahwa mengganti produk susu tinggi lemak dengan produk yang rendah lemak pun dapat mencegah stroke.